Selasa, 19 Agustus 2025

Alumni ITB Gagas Perumahan Terapung di Atas Danau

Konsep membangun rumah di atas air inilah digagas Zukri Saad bersama Ikatan Alu

Editor: Harismanto
zoom-inlihat foto Alumni ITB Gagas Perumahan Terapung di Atas Danau
Tribun Pekanbaru/Youngster Twin
Beginilah bentuk rumah terapung yang digagas Zukri Saad bersama Ikatan Alumni (IA) Institut Teknologi Bandung (ITB) di atas permukaan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Laporan Wartawan Tribunpekanbaru.com, Youngster Twin
TRIBUNNEWS.COM, PADANG
- Membangun rumah di atas permukaan Danau Maninjau memang baru sebatas ide. Namun dengan solusi teknologi, gagasan tersebut bukan tidak mungkin bisa diterapkan.

Konsep membangun rumah di atas air inilah digagas Zukri Saad bersama Ikatan Alumni (IA) Institut Teknologi Bandung (ITB). Konsep ini sudah memiliki Detail Engineering Desaind (DED). Dalam konsepnya, bangunan di atas air terintegrasi dalam sebuah komplek perumahan, dilengkapi dengan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas Sosial (fasos).

Komplek perumahan di atas permukaan danau Maninjau persis sama seperti sebuah nagari baru. Perbedaannya hanya dibangun di atas air.

Zukri Saad, penggagas ide ini, mengatakan, membangun kawasan perumahan di atas permukaan air yang tenang, seperti Danau Maninjau memang baru pertama kali di Indonesia, bahkan mungkin juga di dunia. Namun bukan berarti tidak bisa direalisasikan dan ini juga bukan pekerjaan sulit.

"Ini sebuah terobosan teknologi, ini memang belum pernah ada di dunia namun membangun rumah di atas permukaan air yang mengalir seperti sungai sudah ada di Brunai dan Thailand," ujarnya saat diskusi dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di kantor AJI Padang di Jati.

Zukri mengatakan gagasan membangun perumahan di atas air bagi pengungsi korban bencana menjadi solusi alternatif bagi pemindahan sekitar 800 Kepala Keluarga (KK) di Tanjung Sani. Pasalnya, korban bencana di Tanjung Sani tidak mungkin tinggal di daerah yang mereka tempati sebelumnya.

Apalagi rekomendasi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), daerah tersebut rawan bencana. Ini dibuktikan dengan banyaknya peristiwa longsor pascagempa terjadi di daerah tersebut.

Di sisi lain, masyarakat juga tidak mungkin meninggalkan kampung halamannya karena mereka tidak bisa lepas dari tanah ulayatnya. "Alternatif ini lebih baik dari transmigrasi lokal ke Dhamasraya karena mereka tetap berada di wilayah ulayat mereka sendiri," ujarnya.

Zukri mengatakan konsep yang dirancang bersama IA ITB ini sangat ramah terhadap lingkungan. Untuk limbah kotoran manusia akan dibuat satu septink komunal per 10 rumah atau per jorong. Dengan rekayasa teknologi, air limbah yang dialirkan ke danau tidak lagi tercemar. Masyarakat pun bisa beternak ikan di sekitar rumahnya.

"Konsep ini kita rancang dengan kecerdasan teknologi, antisipasi terhadap bencana dan bernuasa masa depan," ujarnya.

Lebih jauh dikatakan Zukri, komplek perumahan yang dilengkapi fasum dan fasos ini dibuat dengan meniru arsitek kapal dengan bahan yang ringan. Dengan konsep arsitek kapal ini, komplek terapung ini dibuat dengan pertimbangan 6 beban jenis.

Kalau membangun rumah di atas tanah mempertimbangkan beban atas bawah saja, komplek terapung tidak hanya mempertimbangkan tekanan atas bawah saja disebabkan permukaannya yang senatiasa bergerak. Lima beban jenis lainnya yaitu beban samping kiri, beban samping kanan, gelombang diagonal atas dan bawah, gelombang melintang dan  gelombang elips kiri dan kanan.

"Dengan konsep arsitek pertimbangan 6 jenis beban ini, gelombang di permukaan danau tidak akan merusak rangkaian bangunan di atasnya karena bangunan di atas air ini akan mengikuti pergerakan air danau di permukaan," ujarnya.

Kata Zukri, dalam rancangannya akan dibangun 4 komplek perumahan atau cluster untuk 800 pengungsi yang berasal dari 4 jorong di Tanjung Sani, yaitu Jorong Pandan, Galapuang, Batu Nanggai dan Muko Jalan. Biaya proyek ini diperkirakan kurang lebih Rp 50 miliar.

"Konsep ini tinggal direalisasikan saja, kita juga sudah presentasi dengan instansi terkait di pusat, hanya saja belum ada kebijakan untuk pelaksanaanya," ujar Zukri. (*)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan