Senin, 29 September 2025

Hebat! Warga Temanggung Pakai Limbah Tahu Gantikan Elpiji

Warga Brojolan Barat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengolah air limbah pabrik tahu menjadi biogas menjadi bahan bakar.

Editor: Iswidodo
zoom-inlihat foto Hebat! Warga Temanggung Pakai Limbah Tahu Gantikan Elpiji
net
Limbah tahu bisa dijadikan biogas dan menghidupkan kompor pengganti elpiji
TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG-  Warga Brojolan Barat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengolah air limbah pabrik tahu menjadi biogas menjadi bahan bakar.  Limbah tersebut bisa berguna menjadi  pengganti minyak tanah atau gas elpiji untuk menyalakan kompor.

Bambang Kusnanto, bendahara Kelompok Swadaya Masyarakat Tirta Guna, Brojolan Barat selaku pengolah limbah menjelaskan,  penggunaan bahan bakar dari biogas limbah pabrik tahu itu dilakukan sejak Desember 2008, Senin (5/7/2010)

Ia mengatakan, di wilayah Brojolan Barat terdapat delapan pabrik tahu dan selama ini air limbah pabrik tahu cenderung membuat pencemaran lingkungan.

"Berawal dari kondisi tersebut maka muncul pemikiran untuk mengolah limbah  menjadi bahan bakar," katanya. Saat ini ada 29 kepala keluarga Brojolan Barat yang bisa memanfaatkan bahan bakar biogas itu untuk memasak.

Secara ekonomis, penggunakan bahan bakar biogas ini lebih irit dibanding  gas elpiji dan lebih aman.

Menurut dia, dengan menggunakan bahan bakar secara tidak terbatas untuk keperluan rumah tangga, setiap kepala keluarga ditarik iuran Rp 30 ribu per bulan untuk operasional dan pemeliharaan instalasi.

Proses pengolahan limbah, yakni air manyon atau air limbah pabrik tahu dialirkan masuk inlet kemudian masuk degister dan terjadi proses fermentasi yang menimbulkan gas metan atau biogas.

"Biogas tersebut disalurkan ke rumah tangga dengan menggunakan pipa paralon dan siap digunakan sebagai bahan bakar," katanya.

Ia mengatakan, agar air limbah itu bisa ramah lingkungan maka dari degister masuk ke bak pelimpah dan dialirkan ke instalasi pengolah air limbah, setelah itu baru dibuang ke sungai.

Seorang warga yang menggunakan biogas tersebut, Ny. Asmirah (63) mengatakan dengan menggunakan biogas harga lebih murah.

"Dengan harga Rp 30 ribu perbulan, kami bisa menggunakan bahan bakar sepanjang hari dengan tidak terbatas sehingga pengeluaran uang bisa lebih irit," katanya.  (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan