Ada Sumuran di Tengah Candi Benua Kayong
Tim Arkeolog Balai Arkeologi Banjarmasin mulai bisa mengungkap tumpukan bata di Desa Negeri Baru, Kecamatan Benua Kayong
Editor:
Tjatur Wisanggeni
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rihard Nelson
KETAPANG, TRIBUNNEWS.COM - Tim Arkeolog Balai Arkeologi Banjarmasin
mulai bisa mengungkap tumpukan bata di Desa Negeri Baru, Kecamatan
Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Mereka menyimpulkan
bangunan tua tersebut sebagai candi, setelah menemukan sumuran di bagian
tengahnya.
Keberadaan sebuah sumuran menjadi syarat sebuat bangunan kuno bisa disebut candi. Ketua Tim Peneliti Madya, Bambang Sakti Wiku Atmojo, Selasa (12/10), menuturkan, unsur utama sebuah candi adalah artefak, sumuran, dan relief.
Jika satu diantara unsur utama ini ditemukan, maka
dipastikan bangunan tersebut sebagai sebuah Candi. Akan tetapi, untuk
menentukan candi tersebut berasal dari peradaban mana, masih membutuhkan
benda sejarah lainnya.
"Benda sejarah yang bisa menjadi petunjuk berupa
prasasti. Sampai sekarang, kami belum menemukannya," ujar Bambang,
ditemui di lokasi penggalian.
Dari prasasti akan diketahui dari era kerajaan apa bangunan tersebut didirikan.
Sumuran merupakan tempat diletakkannya peripih. Dan peripih adalah
sejenis nampan atau baki berbentuk segi empat, yang terdiri atas
sembilan kotak.
Masing-masing kotak berisi beberapa jenis benda, misalnya benih padi, logam perak atau perunggu. Atau bisa juga berupa mata uang yang bisa menjelaskan bangunan itu berasal dari abad berapa.
"Kotak-kotak itu bisa juga berisi tulisan
mantra-mantra. Biasanya peripih digunakan untuk dipersembahkan kepada
Dewa. Di atas sumuran mestinya kering, tidak seperti sekarang ada air,"
jelasnya.
Biasanya, di atas peripih itu terletak patung dewa
yang terbuat dari batu andesit. Hanya saja, benda-benda ini sudah tidak
ditemukan lagi di atas sumuran.
Kesimpulan sementara, kuat dugaan candi ini berasal dari abad ke 14 dan 15. Bentuknya menyerupai candi di era kerajaan di Jawa Timur, yang kemungkinan besar pada zaman Hindu.
Candi utama dipastikan berukuran 5,4 x 5,4 meter, dengan ukuran
batu bata dengan panjang 32- 36 senti meter. Ketebalan batu bata 4-6
senti meter, dan lebar 13-17 senti meter. Candi ini hanya menggunakan
dua batu bata utama pada bagian pinggirnya.
Ada 3 penampil berbentuk persegi tiga di bagian
depan. Juga ditemukan dua candi pendamping, atau perwara, di sebelah
kanan arah menghadap candi. Seharusnya ada dua candi pendamping lagi di
sisi kiri, namun tak ditemui. (*)