Banjir Dahsyat Jakarta
Mau Tahu Keahlian Foke yang Sebenarnya?
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang akrab disapa Foke menjadi bulan-bulanan warga Jakarta akibat banjir dan macet total yang menimpa...

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang akrab disapa Foke menjadi bulan-bulanan warga Jakarta akibat banjir dan macet total yang menimpa Jakarta akhir-akhir ini. Terutama macet total dan banjir yang mengepung ibukota, Senin (25/10/2010), sore hingga Selasa dini hari.
Di akun pertemanan sosial Twitter dan facebook, Foke banyak dikiritik. Terutama saat macet total melanda ibu kota, keberadaan Foke pun dipertanyakan.
Bahkan banyak di antaranya menyidir Foke dengan slogan "Serahkan pada Ahlinya" yang dipakai politisi Golkar yang kemudian hijrah ke Partai Demokrat itu saat kampanye pemilihan kepala daerah 2007 silam yang kala itu berpasangan dengan Prijanto.
Kurang lebih, slogan itu kembali diungkit-ungkit karena Foke mengaku sebagai "Ahlinya" padahal masalah banjir dan macet total sejak menjabat jadi gubernur DKI Jakarta juga tak kunjung tuntas.
Misalnya, anggota DPR RI Fahri Hamzah dari PKS masih di akun twitternya kemarin menulis "Kota ini telah dirusak ahlinya". Dia melanjutkan tulisannya "Kami membawa semboyan Adang-Dani 'Ayo Benahi Jakarta'. Tapi ahlinya datang dan katakan "Serahkan pada Ahlinya".
Pada Pilkada itu, jagoan PKS Adang-Dani kalah suara dari pasangan Foke-Prijanto.
Nah, seperti apa sebenarnya keahlian Foke. Apakah pria berkumis ini ahli di bidang perkotaan terutama untuk mengatasi banjir dan macet ibu kota?
Pengamat Komunikasi Politik Effendy Ghozali mengatakan, dia (Foke) termasuk yang menentang slogan itu dipakai saat kampanye dulu. "Memang betul how to win berbeda dengan how to govern. Tapi how to win berlebihan dan sangat berbahaya dan bisa menjadi senjata makan tuan," kata.
"Tak hanya Foke, tapi konsultan politiknya saat itu yang harus bertanggungjawab, kecuali memang sudah tidak ada lagi etika di konsultan politik," dia menambahkan.
Dikutip dari situs www.fauzibowo.com, gubernur yang akan habis masa jabatannya pada 2012 ini pernah kuliah pada Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1966-1967.
Kemudian pada 1968-1976 juga kuliah pada Sarjana Teknik Arsitektur Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische Universitat Braunschweig Republik Federasi Jerman. Lalu pada tahun 2000 mendapat gelar Doktor Ingenieur dari Fachbereich Architektur / Raumund Umweltplanung - Baungenieurwesen Universitat Kaiserlautern Republik Federasi Jerman.
Di sini lain, Foke memperoleh gelar Doktor Ingenieur (Ing) dengan predikat Cum Laude dengan tesis tentang pola tata ruang kota Jakarta. Pada 1976, Foke sempat dipercaya menjadi Asisten Ahli Technology University of Braunschweig. Suami dari Sri Hartati dan ayah dari tiga orang anak, kemudian mendalami pendidikan pemerintahan dan kepemimpinan dengan mengikuti Sespanas (1989) dan Lemhanas (2000).
Sebelum menjabat gubernur DKI Jakarta, Foke pernah jadi dosen UI (1977-1984 ), menjadi Pejabat sementara (Pjs) Kabiro Kepala Daerah DKI (1982 - 1986), Wakil Gubernur DKI Jakarta (2002 - 2007), hingga terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta (2007 hingga sekarang).
Selain organisasi kemahasiswaan, Foke juga aktif sebagai anggota Dewan Pertimbangan Pemuda KNPI Pusat 1982-1984. Ia juga aktif di Kosgoro dan Golkar. Bahkan ia sempat menjabat bendahara DPD Golkar DKI selama 10 tahun (1983-1993). Hingga sekarang dipercaya SBY menjadi anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat.