Sabtu, 23 Agustus 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Nibiru dan Kesatria Atlantis

Memecah Kode Bahasa Planet Novel Nibiru

MEMBACA Nibiru dan Kesatria Atlantis karya Tasaro GK, dari halaman awal serasa langsung dihanyutkan oleh plot cerita yang begitu deras dan berombak.

Editor: Iwan Apriansyah
MEMBACA "Nibiru dan Kesatria Atlantis" karya Tasaro GK, dari halaman awal serasa langsung dihanyutkan oleh plot cerita yang begitu deras dan berombak.

Nyaris tak ada kesempatan untuk menghela napas dari detik-detik awal. Setidaknya, kesan itu yang saya tangkap setelah meminta tanggapan beberapa pembaca yang saya kenal.

Sayangnya, meskipun terhanyut dalam cerita yang begitu deras, namun cukup banyak hambatan yang terkadang memaksa pembaca kembali lagi ke bagian awal cerita. Ini terjadi karena sangat susah mengingat apalagi mencerna dialog, nama tokoh, tempat, dan semua yang terkait penamaan, karena pengarang memakai "bahasa planet"-nya sendiri, sehingga asing bagi pembaca.

Sebut saja sebagai contoh, saat Dhaca Suli dikejar makhluk gelap bermata menyala (hal. 2), muncul dialog, "Nyedpanyu thingap nyapay sibha madhi, Dhaca!" Pada saat pertama membaca, siapa yang bisa mengartikan secara harfiah kalimat ini, walaupun kemudian pengarang memberikan penjelasan, "Makhluk siluet itu sesumbar, Dhaca tak akan lolos."

Pembaca yang kritis tentu akan berhenti sejenak di kalimat ini, sebelum memutuskan akan melanjutkan membaca atau memenuhi rasa penasaran untuk membongkar kata-kata dalam 'bahasa planet' tersebut.

Saya pribadi sebagai pembaca, memilih opsi kedua. Saya harus bisa mencari kode-kode utama agar bisa memecahkannya. Beruntung bila bisa membantu memahami novel yang pasti sangat memesona ini.

Dari pengalaman masa kecil, ketika sering berlomba dengan teman sepermainan untuk memecahkan kode sandi bahasa, akhirnya saya paham bahwa kalimat "Nyedpanyu thingap nyapay sibha madhi, Dhaca!" itu sebenarnya bahasa Indonesia yang dikodifikasi secara berbeda oleh penulisnya. Kalimat itu berbunyi, "Hengkahu [engkau] tidak akan bisa lari, Dhaca!"

Hanya karena kalimat itu pula, dan juga didorong rasa penasaran, nyaris dua jam saya hanya mogok di halaman 2 ini. Tak bisa beranjak, karena harus memecahkan kode-kode yang sebenarnya telah dipaparkan Tasaro GK di halaman pembuka:

"Sedhthelkudh nyidwa nyapidh. bhesugany kedharakay thedwemal pe ngabhadh manyuth. Dhanyabhinya sebhadh thednyudpak. Kedhabhanyay jiytha thap thedhpathapay. Nyapidh bhesugany kedhcamayay nyapay leycangi nyagam keyjadhinyay thedhalath kaycad. Dhaca Suli leyumibh ngi nyadhi thedhnyaidh sawi kedunyabha seyunya sebhadh Atlantis".
(Bertempur hingga akhir. Sebuah peradaban tenggelam ke dasar lautan. Rahasia besar terungkap. perasaan cinta tak terkatakan. Akhir sebuah perjalanan akan menjadi awal pencarian teramat panjang. Dhaca Suli menulis di hari terakhir bagi penguasa Benua Besar Atlantis).

Kode-kode 'bahasa planet' Nibiru yang diciptakan Tasaro ini, secara umum bisa diurai menjadi:
bh = s, p = kh, m = l, ny = h, dh = r, j = c, y = n, g = w, th = t, ng = dh/d, k = n, r = d (padanan juga berlaku sebaliknya)
Sehingga, kata "Sedh.thel.kudh" dapat dijabarkan menjadi "B[h]er.tem.pur". "Nyid.wa = hing.ga", "Nya.pidh = [H]a.khir", dan seterusnya.

Kata-kata 'planet' yang banyak berseliweran di novel setebal 704 halaman ini bisa dilihat di bagian lain dalam tulisan ini (Side-Box).

Apakah tidak ada kesalahan penulisan karena sangat susah mengingat satu per satu padanan abjad dalam 'bahasa asing' dari Planet Nibiru ini? Itu juga yang ada dalam kekhawatiran saya.

Terdapat satu kata yang masih cukup mengganjal dan belum bisa saya pecahkan, yakni kata "nyinaw" yang merupakan bagian Pugabha. Dalam Kitab Pugabha, disebutkan bahwa Pugabha nyinaw adalah penguasa ketakkasatmataan alias kekuatan untuk bisa menghilang.

Lantas, mengapa kekuatan menghilang tersebut disebut "Nyinaw", bukannya "Nyimad"? Sebab, bila dipadankan dengan kode yang saya pecahkan, kata "Nyinaw" sama dengan "Hikag", sedangkan "Nyimad" sama dengan "Hilang". Semoga ini hanya kekhilafan saya saja, bukan kesalahan penulis novelnya. Apalagi kata "Nyinaw" itu bukanlah substansi.

Jadi, dalam tulisan ini, saya tidak dapat membahas mengenai isi novelnya, karena mendadak disibukkan untuk memecahkan teka-teki 'bahasa planet'-nya Tasaro. Pada saat peluncuran novel "Nibiru dan Kesatria Atlantis", Sabtu (11/12/2010) lalu, Tasaro sendiri mengatakan bahwa 'bahasa planet' yang dia ciptakan untuk novel ini adalah hasil kreasinya sendiri.

Karena itu pula, siapa tahu apa yang telah saya lakukan ini sedikit banyak bisa membantu pembaca untuk lebih memahami, sehingga dapat lebih memaknai buku pertama dari pentalogi Nibiru ini.

"Bhelowa sedhlaykaath. Nyaha iyi nadh ngakath bhana sedhipay...." Semoga berkenan! (iwan ogan apriansyah)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email redaksi@tribunnews.com

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan