Kongres PSSI
Pemilik Suara: Kami Sebut Kamar itu Sebagai Kamar Eksekutor
Aroma menyengat adanya bagi-bagi uang jelang kongres PSSI di Hotel Premiere, Pekanbaru ternyata bukan isapan jempol. Seorang pemilik suara mengaku
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Aroma menyengat adanya bagi-bagi uang jelang kongres PSSI di Hotel Premiere, Pekanbaru, Sabtu (26/3/2011) sebelum akhirnya dibatalkan kubu PSSI karena alasan intervensi pihak ketiga ternyata bukan isapan jempol.
Seorang pemilik suara Kongres PSSI, Eddi Pontoh, Sekretaris Umum Pengcab Bolaang Mangondow (Bolmong) Utara, Sulawesi Utara menyebut sebuah kamar di lantai 5 hotel tempat pelaksanaan kongres tersebut menjadi sentra kegiatan bagi-bagi uang. Eddie mengatakan menemukan banyak 'vitamin' di kamar yang disebut mereka sebagai 'kamar eksekutor'.
"Kami mau minta ID Card tapi dikatakan itu tidak ada. Lalu kami dapat info, seluruh pemilik suara dari Divisi I, II, III ambil ID card ke lantai 5. Begitu kami turun lift, di sana ternyata tidak ada ID card. Kami justru menemukan ternyata di sana ada banyak vitamin. Meskipun kami ditawari, kami tetap tidak mau. Kami sebut itu kamar eksekutor," ujar Eddie kepada Tribunnews Network.
Sejumlah rumor mengenai adanya pembagian uang di Kongres sebelumnya memang diterima sejumlah wartawan melalui pesan singkat yang menginformasikan adanya transaksi jual beli suara dan dukungan yang terjadi di kamar No 519 lantai 5 Hotel The Premiere, Pekanbaru, Sabtu (26/3/2011).
Belum ada klarifikasi dari panitia pelaksana kongres terkait kegiatan di kamar hotel tersebut. Kongres itu akhirnya berakhir ricuh. Pengurus PSSI membatalkan kongres lalu memilih meninggalkan Pekanbaru. Dikabarkan PSSI merencanakan membuat kongres baru. Adapun sebanyak 78 pemilik suara tetap melaksanakan kongres dan berhasil menetapkan nama-nama Komite Pemilihan dan Komite Banding guna melaksanakan Kongres PSSI berikutnya beragenda pemilihan Ketua Umum PSSI.