Bom Bunuh Diri Solo
Kesedihan Reisa Kartikasari Kampung Halamannya Diteror
PUTERI Indonesia Lingkungan 2010 Reisa Kartikasari mengaku kaget dan sedih, bahkan shock, saat mendengar pemberitaan aksi bom bunuh diri Solo.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - PUTERI Indonesia Lingkungan 2010 Reisa Kartikasari mengaku kaget dan sedih, bahkan shock, saat mendengar pemberitaan aksi bom bunuh diri yang dilakukan seorang pemuda di Gereja Bethel Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9/2011) sekitar pukul 10.55. Sebagai orang asli Solo, dia mengutuk aksi bom bunuh diri tersebut.
"Saya mengecam aksi bom bunuh diri. Bukan hanya yang terjadi di Solo, tapi di mana pun di dunia ini," kata Reisa saat dihubungi melalui telepon seluler kemarin petang
Yang membuat Reisa sangat kaget dan sedih adalah teror brutal itu terjadi di kampung halamannya yang selama ini dikenal damai. Terlebih, pengeboman itu dilakukan di dalam gereja saat jemaat sedang beribadah.
"Saya shock banget," kata Reisa, yang mengaku tidak habis pikir dengan ulah teroris itu.
"Aksi-aksi teror seperti itu tidak boleh didiamkan. Harus segera dicari siapa aktor di balik kejadian itu," katanya lagi.
Gadis yang sedang menyiapkan diri mengikuti pemilihan Miss International 2011 di Chengdu, China, November nanti ini mengaku khawatir terhadap munculnya isu-isu yang menyangku suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) setelah peristiwa bom bunuh diri itu.
"Pengeboman di dalam tempat ibadah kan bisa memecah belah umat beragama. Saya berharap masyarakat di Solo dan di tempat lain yang damai tidak terprovokasi setelah muncul bom bunuh diri itu," ujarnya.
Reisa tinggal di kawasan Mangkuyudan, Solo. Jarak rumahnya dengan tempat terjadinya bom bunuh diri itu memang terbilang jauh. "Rumahku jauh dari gereja yang dibom. Keluarga juga baik-baik saja di sana. Waswas sih enggak. Tapi ya hati-hati dan waspada saja," kata gadis lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Tangerang, ini.
Sampai petang kemarin Reisa terus mengikuti perkembangan berita bom bunuh diri yang menyebabkan satu orang meninggal dunia itu.
"Semoga masalah ini cepat selesai dan aktor di balik pengeboman ini terungkap," kata Reisa.
Reisa merupakan warga asli Solo. Bahkan, pada tanggal 16 Juni 2011 dia mendapatkan gelar kerajaan dari Sunan Paku Buwono XIII Tedjowulan. Dia menyandang gelar Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Reisa Kartikasari.