Jumat, 3 Oktober 2025

Efendi Bunuh Diri Diduga Tertekan Usai Mencabuli Anak Tiri

Korban stress akibat tekanan dari salah satu pengacara dan keluarga setelah dituduh mencabuli putri tirinya yang berusia 15 tahun, OS

Editor: Anwar Sadat Guna

Laporan Wartawan Tribun Medan, Liston Damanik

TRIBUNNEWS.COM, PEMATANGSIANTAR-Penjaga malam di Terminal Horas, Tanjung Pinggir, Efendi Sidauruk, nekat bunuh diri dengan menenggak herbisida. Keluarga menduga Sidauruk stres berat karena diancam seorang advokat yang menuduhnya mencabuli anak tiri sendiri.

Aksi bunuh diri Efendi diketahui istrinya keduanya, Lidia Siahaan, Senin (26/12/2011) pagi. Lidia melihat suaminya terbaring di kursi dengan mulut berbuih. Kerabat almarhum, Simon Pangaribuan mengatakan, korban juga sudah pernah mencoba bunuh diri dengan menelan enam butir  pil obat sakit kepala dan pil tidur sekaligus. Selama ini berbagai usaha mencabut nyawa sendiri itu selalu gagal.

Pangaribuan menduga, aksi nekat itu dilakukan karena korban stress akibat tekanan dari salah satu pengacara dan keluarga setelah dituduh mencabuli putri tirinya yang berusia 15 tahun, OS. “OS mengaku  telah dicabuli Efendi sejak tahun 2006,” katanya.

OS sendiri baru menceritakan kejadian ini kepadanya awal Desember lalu. Setelah pengakuan ini, Pangaribun memindahkan OS ke rumah temannya, di Lorong 20 Kelurahan Sigulang Gulang, Kecamatan Siantar Utara. Di tempat barunya ini, ternyata OS menceritakan pencabulan kepada seorang pengacara, berinisial RT. Pengakuan ini direkam dalam bentuk video.

"Sebelum bunuh diri, Efendi bercerita RT pernah mendatanginya dengan membawa rekaman video pengakuan OS. RT  mengancam akan mengadukan ke polisi," katanya.

Menurut cerita almarhum kepadanya, RT kembali mendatangi rumah Efendi dan mengaku telah melaporkan kasus pencabulan itu. Namun, pada kesempatan ini RT meminta agar Efendi menyediakan uang Rp 2 juta agar pengaduan dicabut. “Efendi mengaku tidak sanggup,” kata Pangaribuan.

Karena permintaannya tak dikabulkan, Kamis (22/12/2011) yang lalu, RT mengancam Efendi akan dijemput polisi. Almarhum, menurut Pangaribuan, semakin stres karena mendapat kutukan dari keluarga yang mengetahui aksi pencabulan itu.

Saat ditemui, RT mengaku pernah mendatangi Efendi dan menunjukkan rekaman pengakuan OS. Namun, dia membantah ada meminta uang dari Efendi. Ia juga membantah telah melaporkan pencabulan itu pada polisi. “Saya ke rumah Efendi hanya meminta agar bersangkutan membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya,” katanya.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved