Solidaritas Sandal Jepit
AAL: Di Palu Tidak Ada Tempat Seperti Dufan
Sore itu, Rabu (11/1/2012), AAL diajak Kak Seto untuk bermain di Dufan setelah sedari pagi menghadiri acara wawancara sebuah stasiun televisi
Penulis:
Danang Setiaji Prabowo
Editor:
Yudie Thirzano

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raut wajah AAL begitu sumringah sore itu. Bocah berusia 15 tahun ini seolah sudah melupakan bebannya saat dituduh mencuri sendal oleh seorang oknum Brimob di Palu, Sulawesi Tengah.
Sore itu, Rabu (11/1/2012), AAL diajak Kak Seto untuk bermain di Dunia Fantasi (Dufan) Ancol, setelah sedari pagi menghadiri acara wawancara sebuah stasiun televisi, dan mengadakan jumpa pers di Komnas Perlindungan Anak. AAL yang sore itu mengenakan jaket sweater berwarna merah abu-abu, tampak asyik memainkan ponsel Nokia X-201 miliknya selagi menunggu untuk menaiki wahana Bianglala di Dufan.
"Tadi kami dari pukul 14.00 WIB ada disini. AAL sudah masuk Istana Boneka, wahana Perang Bintang, Hysteria, sama Kicir-kicir. Dia sekarang mau mencoba Bianglala," ujar Kak Seto, yang sore itu tampak menggunakan topi hitam sambil mendampingi AAL.
Kunjungan AAL ke Dufan juga ditemani ibunya, Rosmin Lagaronda, yang tampak sabar memegangi tas plastik berisi minuman soft drink maupun air mineral.
Sambil menuju rumah makan Padang, Tribunnews juga sempat berbincang kepada AAL. Bocah kelahiran 28 Oktober 1996 bercerita banyak soal kehidupannya sehari-hari, bahkan sampai urusan asmara. AAL mengaku senang sekali diajak bermain ke Dufan. Menurutnya, ia paling deg-degan saat menaiki wahana Hysteria dan kepalanya cukup pusing saat menaiki wahana Kicir-kicir. "Senang main kesini. Di Palu tidak ada tempat seperti ini. Aku pernah ke Makassar, lihat Trans Studio, tetapi tidak masuk ke sana," kata AAL.