Milisi FARC Jualan Ternak untuk Danai Pemberontakan
kelompok pemberontak terbesar di Kolombia, FARC, terpaksa berjualan ternak seperti sapi dan kambing.
Editor:
Juang Naibaho

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, BOGOTA - Kelompok pemberontak terbesar di Kolombia, FARC, terpaksa berjualan ternak seperti sapi dan kambing. Hal ini dilakukan karena FARC sudah tidak memiliki sumber pendanaan, seiring kebijakan Pemerintah Kolombia memerangi narkotika.
FARC terpaksa berjualan sapi, setelah otoritas Kolombia melakukan operasi keamanan besar-besaran selama beberapa bulan terakhir, untuk memberangus sumber pendanaan utama mereka, yaitu penjualan narkotika.
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengatakan, FARC kini berada dalam kondisi kritis, setelah operasi keamanan yang dilakukan aparat Kolombia dengan dukungan militer Amerika Serikat (AS).
"FARC merancang strategi lengkap untuk mengatasi masalah kurangnya pembiayaan, karena sumber pendanaan utama mereka, yaitu narkotika, mendapatkan pukulan telak. Mereka mulai menjual ternak untuk mendapatkan lebih banyak sumber dana," kata Juan, dikutip dari Reuters, Selasa (17/1/2012).
Menurut Juan, ternak yang dijual FARC merupakan hasil curian dari sejumlah wilayah di Kolombia.
Untuk diketahui, FARC mendanai pemberontakan mereka selama beberapa dekade, dengan berjualan tanaman koka kepada beberapa geng narkoba di wilayah Kolombia. Mereka mengontrol rute utama dan perdagangan narkotika di Kolombia.
Setiap tahun diperkirakan miliaran dolar hasil penjualan narkotika mengalir ke kas FARC.
Pemerintah Kolombia selama beberapa bulan terakhir memerangi geng narkotika dan kelompok FARC. Serangan terhadap FARC yang dimulai pada tahun 2002, telah berhasil melemahkan kemampuan pemberontak. Hal ini berdampak positif, yakni pulihnya keadaan ekonomi Kolombia seiring mulai masuknya investor asing.(*)