Minggu, 12 Oktober 2025

Mahasiswa Untan Sulap Limbah Jadi Air Bersih

Ide tiga mahasiswa Untan Pontianak, tentang inovasi pengolahan limbah rumah tangga pada lahan terbatas di perkotaan memikat dewan juri.

Editor: Romualdus Pius

TRIBUNNEWS.COM,PONTIANAK - Ide tiga mahasiswa Universitas Tanjungpura (Untan)  Pontianak, tentang inovasi pengolahan limbah rumah tangga pada lahan terbatas di perkotaan memikat dewan juri Lomba Teknologi Terapan Tingkat Nasional Islamic Engineering Days. Mereka pun pulang dengan gelar juara III lomba yang digelar di Universitas Indonesia.

Astra Wijaya bersama dua rekannya, Ardy Rubinatta dan Zulfika Yunita, mencatatkan prestasi dengan meraih peringkat ketiga dalam lomba yang diadakan oleh Forum Ukuwah dan Studi Islam Fakultas Teknik UI di Depok, Sabtu (25/2/2012) lalu.

Astra dan kedua rekannya menciptakan alat Vertikultur Waste Treatment (VWT) yang merupakan inovasi pengolahan limbah rumah tangga pada lahan terbatas di perkotaan.
Produk ini selain untuk memfilter limbah rumah tangga, juga dapat dimanfaatkan sebagai media hiasan di pekarangan sempit.

"Ide ini dilatarbelakangi oleh pertumbuhan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah perkotaan, yang selalu menimbulkan masalah baru. Aktivitas sehari-hari warga, baik mencuci, memasak, dan sebagainya dapat menimbulkan limbah baik padat  dan cair," ujar mahasiswa semester 6 Teknik Lingkungan Untan ini kepada Tribunpontianak.co.id, Selasa (28/2/2012).

Permasalahannya, limbah tersebut banyak yang dibuang langsung ke lingkungan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu, padahal limbah tersebut banyak mengandung zat pencemar lingkungan.

Astra dan teman-temannya kemudian menciptakan teknologi sederhana pengolahan limbah dengan sistem Constructed  Wetland atau rawa buatan yang memanfaatkan tumbuh-tumbuhan pendegradasi zat pencemar, di antaranya papirus, bambu air, selada, dan eceng gondok, serta filter di antaranya kerikil, pasir, tanah.

Ardy Rubinatta menambahkan, alat dan bahan yang digunakan adalah pipa PVC, Letter L, Letter T, keran, pompa, pasir, kerikil, tanah, dan tanaman.

Biaya pembuatan alat itu tergantung dari keinginan pemilik. Satu tingkatan alat itu seharga 70 ribuan. "Semakin banyak tingkatan, semakin baik penurunan kadar pencemar," ujar  mahasiswa semester akhir Program Studi  Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Untan ini.
Alat ini, menurut Ardy, menggunakan sistem vertikal di mana air dipompa terlebih dahulu baru dialirkan ke alat pengolahan sederhana tersebut.

Selain fungsi tersebut, alat ini juga dapat dijadikan sebagai taman perumahan karena memiliki estetika yang tinggi.

Meskipun air hasil pengolahan limbah dari hasil filtrasi pengolahan limbah ini masih belum dapat digunakan langsung untuk keperluan sehari-hari, namun sudah dapat menurunkan kadar berbahaya yang dikandungnya.

Astra mengungkapkan, saat teknologi ini dipamerkan di Anggrek Mall Depok, sejumlah pengunjung mengaku kagum. "Kalau dibeli, berapa ya, harganya," ujar Astra menirukan satu di antara pengunjung tersebut.

Astra mengatakan akan terus mengembangkan ide tersebut untuk dapat diterapkan langsung di masyarakat, mulai dari asrama-asrama mahasiswa dengan sistem permanen dengan tembok beton.

Dia mengatakan, selanjutnya akan menuangkan ide dalam  pengolahan limbah dan air bersih yang siap digunakan sehari-hari. Namun, mereka juga membutuhkan dukungan semua pihak, terutama pemerintah, agar karya mereka bisa dipatenkan dan bermanfaat untuk masyarakat.

Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Untan, Feri Hadari, mengatakan, Astra  merupakan sosok berprestasi. Astra juga pernah beberapa kali meraih prestasi lainnya.

Di antaranya ikut serta dalam Festival Pemuda Berprestasi Kemenpora 2010 di Jakarta, ikut serta dalam Inovasi Iptek Pemuda 2011, finalis Lomba Inovasi Teknologi Lingkungan di Surabaya 2011, serta lolos dalam tim ekspedisi biodiesel Jawa-Bali 2012.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved