Rencana Kenaikan Harga BBM
Mobil Dinas Imigrasi Dihancurkan
Massa yang tergabung dalam Forum Sutomo Merintis Kemerdekaan, menyandera dan merusak mobil pelat merah BK 1028 H
Editor:
Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,MEDAN-- Massa yang tergabung dalam Forum Sutomo Merintis Kemerdekaan, menyandera dan merusak mobil pelat merah BK 1028 H ketika melintas di Jl Perintis Kemerdekaan, depan Kampus Universitas HKBP Nommensen, Kamis (22/3) sore.
Namun, aksi ini berhasil dihalau polisi. Mobil dinas milik Kantor Imigrasi Belawan itu hancur. Kaca depan dan belakang hancur oleh massa yang berjumlah ratusan itu.
Begitu juga kaca pintu samping tak luput dari amukan massa. Bodi mobil Mitsubishi Kuda hitam ini juga peyok.Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.00, ketika mobil yang dikemudikan Andreas itu melintas di Jl Perintis Kemerdekaan simpang Jl Timor menuju Kantor Kementrian Keuangan. Tiba- tiba, mobil yang membawa enam PNS perempuan dihadang massa yang berdemo menolak kenaikan harga BBM.
Setelah massa menghentikan mobil, mereka langsung naik ke atapnya. Sementara mahasiswa lain, menyuruh penumpang tersebut ke luar.Sempat terjadi adu argumen antara penumpang dengan pengunjuk rasa. Namun karena jumlah pendemo lebih besar, mereka berhasil menguasai mobil.
Mobil dibawa ke arah pintu gerbang Universitas Nommensen, depan Hotel Perintis. Puluhan pendemo langsung memblokir jalan. Setelah itu mobil dihancurkan puluhan pendemo yang sebagian mengenakan helm dan penutup wajah. Tak puas, sebagian naik ke atas kap mobil.
Semua kaca mobil hancur. Badan mobil juga penyok.
Setelah itu, barulah kepolisian menghalau pendemo hingga masuk ke dalam kampus Universitas Nommensen.Sampai di pintu gerbang, mahasiswa langsung menghujani batu ke arah polisi yang sudah membentuk berikade.Aksi lempar batu yang dilakukan mahasiswa tidak berlangsung lama.
Puluhan mahasiswa akhirnya memasuki kampus dan berdialog dengan Kapolsek Medan Timur Kompol Patar Silalahi serta beberapa dosen.
Setelah polisi menetralisir aksi demo mahasiswa, petugas mengamankan mobil tersebut ke pinggir jalan dan memadamkan api agar arus lalu lintas kembali berjalan normal.Puluhan petugas kepolisian masih terus berjaga di tempat. Tampak juga mobil water canon berjaga-jaga di tempat kejadian.
Koordinator lapangan Dian Kaban, mengatakan, sudah saatnya mahasiswa menyatakan sikap nilai-nilai kemerdekaan Indonesia sesungguhnya dan menjadi negara yang mandiri, negara yang mengizinkan rakyatnya agar mampu mengelola bumi tanpa campur tangan negara lain yang mengarah kepada kepemilikan dan bersifat penjajahan.
Kapolresta Medan, Kombes Monang Situmorang, menolak disebut kecolongan atas pengrusakan mobil dinas tersebut."Siapa bilang kami kecolongan, semua sudah dapat dinetralisirkan," ujar meninggalkan wartawan yang terus mengejarnya.
Maringan Panjaitan, Pembantu Rektor III Universitas Nommensen, mengatakan mahasiswa yang melakukan penyanderaan mobil dan demonstrasi tersebut, bukan dari kampusnya.
"Demo sah saja, yang tidak boleh anarkis, itu mau kita cegah! Dan sebagian dari mereka bukan mahasiswa Nommensen, nanti akan kami sisir dan mengusir mereka," katanya.
Ketika ia memberikan keterangan, lemparan kerikil dari dalam kampus tetap terjadi.
Andreas, sopir mobil pelat merah, mengatakan sebelum disandera, mereka dari Belawan menuju Kantor Kementrian Keuangan. Namun, ketika melintas, mereka diadang dan disuruh keluar.
"Ada tujuh orang di dalam mobil, enam PNS perempuan. Setelah tiba di kantor wilayah, mereka trauma dan ketakutan gara-gara aksi tadi," katanya.
Ia mengaku tidak tahu maraknya aksi demonstrasi yang berujung penyanderaan dan pengrusakan mobil dinas.Andreas tidak tahu apakah pihaknya akan membuat laporan pengrusakan ke polisi. "Itu tergantung atasan bang, saya kurang tahu," katanya.