Rencana Kenaikan Harga BBM
Daihatsu Tetap 'Pede'
Jika pemerintah positif menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April 2012,
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan tribun Jabar
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Jika pemerintah positif menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April 2012, sektor-sektor ekonomi terkena imbasnya, yaitu terjadinya inflasi atau kenaikan harga. Selain
itu, daya beli masyarakat pun berpotensi melemah.
"Benar. Jika harga BBM naik, otomatis, berpengaruh pada daya beli
masyarakat. Tapi, kami tidak terlalu khawatir. Sebaliknya, kami tetap
optimistis dapat meraih pertumbuhan pada tahun ini," kata Panji
Prabowo Head Marketing Department PT Astra Daihatsu Motor (ADM), pada
Media Gathering Memperingati HUT Daihatsu ke-105 Tahun di Cihideung,
Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (28/3/2012).
Panji berpendapat, memang, bagi dunia otomotif, kenaikan harga BBM
dapat berpengaruh. Menurutnya, apabila setiap Agen Tunggal Pemegang
Merek (ATPM) tidak melakukan apa pun untuk menyikapi kenaikan harga
BBM, tentunya, penjualan berpotensi turun 20 persen.
Namun, tegasnya, pihaknya justru berusaha memanfaatkan momentum
kenaikan harga BBM bersubsidi itu untuk menggenjot pasar. Dasarnya,
jelas dia, sejauh ini, pihaknya mematok harga yang lebih murah
daripada produk dan brand lainnya. "Selain itu, kami pun menawarkan
produk yang lebih hemat dan efisien dalam hal penggunaan bahan bakar,"
terang Panji.
Di tempat yang sama, Jhonson Sitorus, Kepala Wilayah Daihatsu Jabar,
menambahkan, prediksinya, pascakenaikan harga BBM, konsumen otomotif
mengalami down shifting. "Artinya, konsumen yang awalnya hendak
membeli mobil berharga Rp 200 juta lebih, sangat mungkin beralih pada
produk kami, yang harga jualnya, lebih murah," ucap Jhonson.
Hal yang menjadi kekhawatiran PT Astra Daihatsu Motor (ADM), lanjut
Jhonson, justru adanya pembatasan uang muka kredit kendaraan, yang
ditetapkan Bank Indonesia. Itu karena, terangnya, sampai saat ini,
konsumen Daihatsu lebih banyak melalui sistem kredit. "Sekitar 70-75
persen konsumen kami menggunakan kredit," tuturnya.
Kendati begitu, sambung dia, pihaknya tetap optimistis dapat
merealisasikan target penjualan, yang secara nasional, tahun ini,
harapannya, melewati angka 145 ribu unit. "Jabar sekitar 11.600 unit,"
ucapnya.
Bahkan, tegasnya, meski terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi ditambah
pembatasan uang muka kredit kendaraan bermotor, pihaknya tidak
melakukan perevisian target. "Kami tetap pada target semula. Tidak ada
revisi," tegas Jhonson.
Optimisme itu cukup beralasan jika memperhatikan kinerja PT ADM dalam
dua bulan pertama tahun ini, yaitu Januari-Februari. Dalam kurun waktu
itu, PT ADM menorehkan pertumbuhan penjualan yang positif.
Secara total, angka penjualannya selama Januari-Februari 2012
mencapai 26.901 unit. Pada Januari 2012, PT ADM mencatat penjualan
sebanyak 13.345 unit. Sedangkan Februari 2012, penjualannya sebanyak
13.556 unit.