PM Inggris: Indonesia Mampu Pimpin Dunia
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, yakin Indonesia dapat menjadi pemimpin dunia
Editor:
Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perdana Menteri Inggris, David Cameron, yakin Indonesia dapat menjadi pemimpin dunia. Dengan syarat, Indonesia dapat mengalahkan empat musuh utama demokrasi.
Dalam pidatonya di depan ribuan orang yang hadir di Universitas Al Azhar, Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2012), David mengucap kalimat "Saya percaya Indonesia mampu memimpin dunia," sebanyak enam kali.
Empat musuh utama yang harus dikalahkan oleh Indonesia agar dapat tampil di dunia internasional, ujarnya, ekstrimisme, korupsi, diskriminasi SARA, dan pemimpin otoritarian.
David membeberkan, isu ektrimisme, telah menjadi persoalan dunia, termasuk di Indonesia, yang kerap kali duncang aksi teror khususnya ekstrimis yang mengatasnamakan agama Islam.
Menurutnya Islam, adalah agama yang menjunjung ke damaian, sehingga aksi teror yang mengatasnamakan Islam, tidak dapat dibenarkan.
"Ekstrimis ini menggunakan agama Islam sebagai alat untuk menghancurkan demokrasi," katanya.
Selain itu, ia juga meminta kebebasan beragama dijunjung tinggi di Indonesia. Menurutnya setiap orang harus dijamin haknya untuk beribadah sesuai dengan kepercayaanya.
David juga menyinggung masalah korupsi elit yang menjadi tantangan bagi demokrasi di Indonesia. Menurutnya korupsi telah mengsengsarakan rakyat, dan menjauhkan mereka dari kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, dan fasilitas publik yang baik.
"Korupsi juga tidak hanya merusak ekonomi tapi merusak segala sendi kehidupan negara," ucapnya.
Isu selanjutnya yang menurutnya juga mengancam demokrasi di Indonesia adalah semangat kesukuan.
Menurutnya Indonesia dihuni oleh masyarakat yang majemuk, yang sangat beragam. "Di Indonesia memiliki banyak perbedaan, jadi Indonesia harus menghindari diskriminasi berdasarkan kesukuan," bebernya.
Terakhir ia juga mengingatkan kepada Indonesia, untuk tidak memilih pemimpin yang berkarakter otoriterian.
Ia mengatakan, ada anggapan untuk menjamin keamanan maka diperlukan seorang pemimpin otoriterian, pendapat itu menurutnya tidak benar.
Banyak pemimpin otoriter, seperti di sejumlah negara Timur Tengah, ditumbangkan rakyatnya.
"Bagi anda berpikir untuk bisa mendapatkan keamanan, maka harus memilih pemimpin otoriterian, tapi lihat Arab Spring, negara-negara itu tidak stabil pada akhirnya, karena rakyat meminta kebebasannya," tutupnya.