Jasad Purwanto Ditemukan dalam Karung Plastik

TRIBUNNEWS.COM, PRINGSEWU - Warga Pekon Gumukmas, Kecamatan Pagelaran, Pringsewu, Lampung digegerkan dengan penemuan mayat di dalam karung plastik, Senin (16/4/2012) sekitar pukul 18.00 WIB.

Karung tersebut terikat di tepi Jalan Lintas Barat Sumatera, tepatnya di rerumpunan pohon pisang, di depan toko penjual buah milik Solihin.

Menurut Kapolsek Pagelaran Ajun Komisaris M Riza, bungkusan karung pertama kali ditemukan warga setempat. Ia mengatakan, warga curiga melihat dua karung yang berada di bawah pepohonan pisang.

“Tercium bau amis dari karung tersebut, lalu warga menghubungi anggota kami,” ujar Riza saat ditemui di RSU Pringsewu, Senin malam.

Lantas, lanjutnya, polisi menuju ke tempat yang dimaksud dan mendapati warga sudah ramai. Menurut Riza, pada salah satu karung, terlihat bagian tubuh manusia. Sedangkan karung satunya lagi berisi seprai warna biru muda. Polisi langsung membawa kedua karung itu ke RSU Pringsewu.

Awalnya, jasad tersebut diduga korban mutilasi. Tapi, setelah dibuka, karung itu berisi jasad pria berkumis dan berjenggot. Jasad  ini terlihat meringkuk terbungkus kantung plastik merah di bagian kepalanya.

Tali tambang sepanjang empat meter, juga melilit di bagian leher. Setelah membuka plastik yang membuntal kepala, tim medis mendapati tulang kening pria yang diperkirakan berumur sekitar 45-50 tahun, remuk.

Bibir bawahnya pun pecah, dan darah melumuri bagian wajah yang tampak keluar dari telinga, hidung, dan mulut. Riza memastikan, jasad tersebut korban pembunuhan. Sedangkan lokasi penemuan hanya sebagai tempat pembuangan.

Saat ditemukan, tambah Riza, tidak terdapat identitas apapun di tubuhnya. Jasad ini hanya mengenakan celana kolor dan berkaus hijau muda.

Setelah diselidiki, jasad itu ternyata bernama Purwanto (45), warga Dusun Neglasari, Pekon Airnaningan, Kecamatan Airnaningan, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

Identitas itu diketahui setelah seorang anggota polisi asal pekon tersebut mengenali jenazah. Sang polisi lantas menghubungi keluarga almarhum ke Pekon Air Naningan, untuk memastikan.

Purwanto selama ini hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Almarhum juga diketahui sebagai pengurus sapi sebuah kelompok tani. (*)