Pembunuhan Ayu di Kampus Berawal dari Transaksi Kegadisan
Terbunuhnya Ayu Cahyawati (21) bermula dari transaksi jual beli kegadisan perempuan muda.
Editor:
Yulis Sulistyawan
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Terbunuhnya Ayu Cahyawati (21) bermula dari transaksi jual beli kegadisan perempuan muda. Sayang dalam transaksi itu, pembicaraan Ayu melebar dan menyebut ibu Miftalana sebagai pelacur. Pria berusia 23 tahun itu naik pitam hingga akhirnya tega membunuh Ayu Cahyawati.
"Saya tak terima. Dia bilang Ibumu Koyok (seperti) Pecun (Pelacur) ae (saja)'," kata Miftalana di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (29/4/2012).
Pria yang tinggal di Jl Manukan Lor Gg VI ini mengungkapkan, kata-kata menyakitkan itu diucapkan Ayu lewat telepon pada 19 April 2012. Ketika itu Ayu menawarkan wanita muda yang mau menjual kegadisan pada Miftalana. "Saya nawarnya Rp 500 ribu, lalu dia bilangnya seperti itu (ibumu koyo pecun)," katanya.
Karena itu ia menghubungi Ayu kembali keesokan harinya lalu merencanakan pertemuan di sebuah rumah makan siap saji, Jl Adityawarman 22 April silam. Di sana, Ayu datang bersama Tania.
Pukul 23.00 WIB, Ayu dan Miftalana pergi ke kawasan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) setelah lebih dulu menurunkan Tania di Jl Mayjen Sungkono. Di sini, Ayu meminjam tas Tania karena di dalam tas tersebut terdapat alat perlengkapan wanita.
Nah, setelah sekian lama ngobrol di warung kopi. Miftalana mengajak Ayu ke lapangan komplek Unesa. Di lokasi, Miftalana meminta korban turun. Miftalana mematikan sepeda motor itu. Begitu Ayu melepas sepatunya, Miftana mengambil kawat rem sepeda dari kantong celananya dan menjeratkan di leher Ayu hingga tewas. "Saya kemudian pergi menggunakan sepeda motor Ayu," kata Miftalanah lagi.