Rabu, 10 September 2025

Irshad Manji Diboikot

Dian Peluk Irshad Manji Sambil Menangis

Massa merangsek masuk serta merusak beberapa perabotan yang ada di ruangan itu

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Dian Peluk Irshad Manji Sambil Menangis
NET
Irshad Manji, penulis buku Allah, Liberty and Love .

TRIBUNNEWS.COM,YOGYAKARTA--Acara diskusi buku Irshad Manji di Yayasan LkiS Pusat Kajian Islam dan Transformasi Sosial, Surowajan, Banguntapan, Bantul dibubarkan paksa oleh sekelompok massa dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Rabu (09/5/2012).

Menurut kesaksian seorang peserta diskusi, Dian Paramita, seorang mahsiswa ekonomi UGM ini, massa datang dan mendorong gerbang yang digembok.

Kemudian, massa merangsek masuk serta merusak beberapa perabotan yang ada di ruangan itu. "Saya sudah menduga kejadian itu akan terjadi, tapi saya tidak menyangka bisa sampai seperti itu," ucapnya saat dihubungi Tribun Jogja.

Ia mengisahkan, kedatangannya ke acara diskusi itu berawal dari undangan berantai yang disebar melalui twitter. Dalam undangan itu, menurutnya tercatat bahwa diskusi dibuka untuk umum.

Ia pun pergi ke lokasi diskusi bersama tiga orang rekannya yang lain. Setibanya di tempat diskusi, ia sempat heran lantaran pintu dan gerbangnya terkunci.

Beberapa saat menunggu, akhirnya dibukakan pintu setelah sebelumnya mereka ditanyai nama masing - masing terlebih dahulu. "Sepertinya mereka juga sudah waspada," ucapnya.

Diskusi awalnya berjalan santai, Irshad duduk bersila di sebuah pendopo dikelilingi peserta diskusi. Tidak ada tanda - tanda akan datangnya sekelompok massa. Namun, selang beberapa puluh menit kemudian, ada seorang yang meneriakan kedatangan satu ormas keagamaan. "Saat itu terlihat mereka tengah mendorong pagar yang digembok dan berusaha untuk masuk," kisahnya.

Sempat ada dua orang anggota ormas yang menahan massa yang merangsek masuk menuju pendopo. Namun mereka hanya menjelaskan bahwa mereka akan membubarkan diskusi tersebut. setelah itu, Dian menyaksikan adanya lemparan - lemparan batu yang ditujukan kepada peserta diskusi.

"Teman - teman memanggil saya untuk mundur. Saya lari, menoleh ke belakang. Saya lihat mereka menendang makanan yang ada di lantai," paparnya.

Seketika setelah itu, ia tak sanggup menahan tangis. Seorang temannya sempat memeroleh ancaman senjata tajam. Namun ada yang melerai. Tapi bukan berarti temannya itu selamat, ia malah menjadi korban pemukulan oleh massa.

"Ada seorang peserta juga yang menggunakan kerudung ditampar sampai lemes serta temannya Irshad Manji seorang warga negara asing juga ikut ditampar," jelasnya.

Dalam situasi yang kacau itu, Dian berusaha mencari Irshad, ternyata saat itu dia masih berada di tengah pendopo sambil memegang translator dan berpelukan bersama teman - temannya. Ketika itu, Dian langsung menghampiri dan refleks meminta maaf atas semua kejadian itu. "It's ok, Don't be sorry," ujar Dian menirukan ucapan Irshad.

Setelah itu, massa meninggalkan lokasi. Banyak pecahan kaca, serta makanan yang berantakan. Irshad kemudian diamankan bersama rekannya yang lain.

"Tentu sangat kami sesalkan, situasi yang awalnya damai, tenang dan kritis, ternyata menjadi sangat mencekam. Kalau kita takut ancaman berarti kita membiarkan diri kita dimpimpin oleh preman," tegasnya.

Baca juga:

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan