Laga Final untuk Manchester United dan Tetangga yang Berisik

TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Manchester City dan Manchester United bertarung sejak awal musim ini untuk mendapatkan trofi juara Liga Primer Inggris. Saking sengitnya, pemenang pertarungan dua tim Manchester ini ditentukan hingga pertandingan pamungkas.

Akhir pekan ini, Minggu (13/5/2012) malam Wib, The Citizens menjamu Queens Park Rangers di Stadion Etihad, Manchester. Di saat bersamaan United bertandang ke kandang Sunderland di Stadium of Light.

Dengan komposisi perolehan poin kedua tim yang berjumlah sama 86, maka hasil dari dua pertandingan tersebut akan jadi penentuan buat kedua tim kuda pacu untuk menjadi kampiun Liga Primer. Tak dapat disangkal, semangat pemain dari kedua tim sama-sama besar.

Skuad City --yang disebut tetangga berisik oleh United-- ingin menciptakan sejarah baru dengan memberi gelar juara Liga Primer pertama sejak 44 tahun silam, sekaligus meruntuhkan dominasi sang tetangga di tanah Inggris.

"Inilah alasannya saya datang ke City yang tak punya sejarah besar. Saya ingin membuat sejarah buat diriku sendiri," kata gelandang City Yaya Toure dilansir the independent.com, Sabtu (12/5/2012).

Yaya memang mengorbankan banyak hal untuk menjuarai Liga Primer bersama City. Pemain 28 tahun itu meninggalkan posisi nyaman yang didapatkannya di Barcelona saat klub Catalan itu bergelimang kesuksesan dua tahun lalu.

"Ketika Anda datang ke klub besar dunia lalu pindah ke klub yang tak punya sejarah besar maka Anda pasti punya hasrat besar untuk mengubah sejarah itu. Sunguh sulit dipercaya dalam tiga tahun terakhir kami berada di level ini," ungkap bintang asal Pantai Gading ini.

Namun demikian, Yaya sepenuhnya menyadari jika sejarah tak bisa digantungkan pada orang lain. Agar bisa terwujud sejarah harus ditentukan melalui kemenangan atas QPR yang akan jadi penentu sukses tidaknya City.

"Kami sangat dekat dengan titel juara dan akan berjuang hingga akhir kompetisi. Saya akan melakukan banyak hal untuk membuat gembira suporter. Menang atas QPR akan sangat menentukan jalan kami," ujarnya.

Di sisi lain United juga memiliki peluang untuk mengangkat trofi juara Liga Primer. Gelar juara ke-20 atau terbanyak diantara kontestan Liga Primer lainnya jadi motivasi besar bagi pasukan Setan Merah untuk memperjuangkan asa tersisa.

"Pada awal pekan ini tim merasa sangat turun. Dan mental kami benar-benar turun usai melihat hasil melawan Swansea dan lalu berharap ada keajaiban pada Newcastle. Tapi itu tak terjadi. Kini yang tersisa adalah keyakinan," kata Kapten United Patrice Evra dilansir manutd.com.

Landasan pemain United harus tetap yakin adalah fakta bahwa perolehan poin mereka dengan City berjumlah sama. Itu artinya peluang kedua tim masih sama besar meski City pada dasarnya lebih diuntungkan karena surplus delapan gol.

"Mungkin orang-orang mengatakan saya gila. Saya mengatakan itu karena saya pemain Manchester United. Tapi kami tetap yakin bisa juara. Saya juga tahu bahwa penentuan juara bukan di tangan kami tapi kami akan tetap memastikan pertandingan melawan Sunderland berjalan dengan baik," kata bek asal Perancis ini.

Peluang duo Manchester untuk memenangi pertandingan di laga terakhir memang sama-sama besar. Kedua tim punya keunggulan kualitas cukup jauh dengan lawan-lawannya.

The Citizens juga punya rekor istimewa di pertandingan kandang dengan 17 kemenangan dan hanya sekali imbang di musim ini. Sementara United selalu beruntung di kandang Sunderland. Dalam tujuh laga terakhir kedua tim, Setan Merah menang lima kali dan sisanya seri.