Pelajar SD di Jambi Demam Internet
Warung-warung internet (warnet) yang tersebar di Kota Jambi, saat ini dominan menjadi tongkrongan anak-anak sekolah.
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Warung-warung internet (warnet) yang tersebar di Kota Jambi, saat ini dominan menjadi tongkrongan anak-anak sekolah.
Mereka tak hanya dari tingkatan SLTA, namun juga SLTP, bahkan SD. Di balik banyaknya manfaat internet, ada juga bahayanya.
Kanit PPA Polda Jambi AKP Sriyati mengatakan, pernah terjadi tindak pidana yang berlatar belakang penggunaan Facebook di Jambi. Namun, pada prosesnya, yang ditindak adalah perbuatan melawan hukum tersangka.
"Pernah ada perkenalan melalui Facebook. Kemudian, kopi darat, dan pelaku coba melakukan perkosaan," ujar Sriyati.
Diceritakannya, ketika itu korban kenal dengan pelaku melalui akun Facebook. Pada akun pelaku yang dipajang sebagai foto profilnya, adalah wajah orang lain yang lebih ganteng. Sehingga, korban tergoda dan membuat janji untuk kopi darat.
Namun, di saat kopi darat, pelaku sengaja menutup wajah menggunakan helm, dan langsung membawa korban ke suatu tempat di Muaro Jambi. Di tempat itulah kemudian pelaku berusaha memerkosa.
"Ketika itu yang kita proses adalah kasus pemerkosaannya," imbuh AKP Sri.
Sri berpesan agar lebih berhati-hati dalam menggunakan akun jejaring sosial seperti Facebook. Di sana juga bisa dimanfaatkan pihak tertentu untuk mencari keuntungan dengan memberikan data palsu untuk kelancaran aksinya.
Pantauan Tribun di sejumlah warnet di Kota Jambi, banyak terdapat anak sekolah yang menggunakan waktu luang belajarnya untuk bermain di warnet. Seperti di warnet Alif Group yang terletak di Kawasan Simpang Rimbo.
Menurut keterangan penjaganya, Alfin, warnet tersebut kebanyakan dikunjungi anak-anak sekolah SMP, SMA, mahasiswa, dan SD.
"Kebanyakan anak SD tersebut datang pada hari Minggu. Tidak menutup kemungkinan mereka hadir pada hari-hari biasa, namun mereka tidak datang pada jam pelajaran," ungkap Alfin, Minggu (13/5/2012).
Menurutnya, anak-anak SD yang sering datang ke sana menggunakan situs game online dan Facebook.
"Situs yang porno kami blokir dengan program Run Vnc Wiewer. Dengan program itu, kami bisa memantau pengguna warnet kami," tuturnya.
Terlihat beberapa orang anak SD yang sedang asik mengoperasikan mouse dan keyboard pada komponen komputer tersebut.
"Orangtua saya tidak marah. Malahan, yang memberikan uang untuk membayar warnet ini juga mereka," aku Diki, siswa kelas V SD, Sabtu (12/5/2012). (*)
Berita Regional Terkini