3 Jenglot Dipamerkan Di Mini Zoo Samarinda
dipajang 3 jenglot dalam kotak kaca.
Editor:
Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede
TRIBUNNEWS.COM SAMARINDA, - Mini Zoo atau kebun binatang mini sudah hampir sebulan belakangan hadir di Samarinda. Ada yang unik ketika Tribun menyambangi lokasi di komplek Perumahan Alaya, Samarinda.
Tepatnya di ruangan Wahana Misteri yang berada tidak jauh dari gerbang masuk utama atau tepatnya di sebelah pintu masuk menuju Mini Zoo.Diruangan berukuran sekitar 4x4 meter ini, dipajang 3 jenglot dalam kotak kaca.
Satu buah jenglot terbaring dan 2 jenglot lainnya tegak. Ketiga mahluk berukuran kecil ini (sekitar 10-17 cm) berkulit gelap dengan tekstur kasar (seperti mumi), berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat, serta memiliki rambut dan kuku yang panjang.
Untuk pameran kali ini, menurut Junais, pengurus Wahana Misteri, ada tampilan lain yang berbeda dari penampilan pada pameran sebelumnya. Kali ini, ketiga mata jenglot ditutup kain merah. Alasannya, supaya jenglot tidak bisa lari seperti terjadi pada beberapa saat yang lalu ketika jenglot dipamerkan di pusat perbelanjaan Robinson di JL M Yamin Samarinda, bulan Januari 2012 lalu.
Kenapa harus berwarna merah, menurutnya itu adalah bisikan permintaan dari jenglot itu sendiri.
"Kita tutup matanya supaya tidak bisa lari. Kemarin, waktu pameran di Robinson, satu jenglot sempat melarikan diri. Kita tinggal digudang, tapi ketika mau diperiksa ternyata sudah tidak ada. Akhirnya, setelah kita cari 2 hari 2 malam, ada warga yang menemukan dan mengantarkan kembali ke kita. Lokasi penemuannya lumayan jauh, di Lempake. Selain itu, kita tutup matanya karena bila berpandangan mata dengan jenglot, ada sesuatu yang menggangu pemandangan manusia," paparnya.
Ketiga jenglot ini mempunyai nama, untuk jenglot pertama yang tidur rebah bernama Mbah Sarmo, jenglot ini ditemukan di Bekasi dan berusia sekitar 250 tahun.
Untuk jenglot kedua yang berperawakan wanita, hanya sebagian tubuhnya dari pinggang ke bawah melingkar ekor seperti badan ular. Jenglot kedua ini bernama Dewi Ular, jenglot ini ditemukan di Gunung Arjuna malang dan berusia 500 tahun. Jenglot inilah yang pernah hilang ketika pameran di Robinson.
"Dewi Ular berganti kulit seperti ular bisa 3 bulan sekali. Kadang ia mengeluarkan darah dari tubuhnya. Ini paling suka makan darah Kelinci," jelas Junais.
Jenglot ketiga bernama Elisabeth, jenglot berbentuk Putri Duyung mempunyai ekor seperti ikan. Elisabeth berusia 150 tahun dan ditemukan di pantai Lamongan. Ada yang menarik sesuai penuturan Junais, walaupun rambut putih Elisabeth sudah dipotong 8 kali, tetap saja tumbuh panjang.
"Kita sudah 8 kali memangkas, memendekkan rambutnya. Tetapi seperti anda lihat, tetap saja bertambah panjang," jelasnya.Lantas, apa yang dirasakan Junais selama mengurus jenglot, ia hanya mengaku sudah biasa dengan suasan mistis. Namun, ada saat-saat ketika ia sendiri mengurus jenglot, suasana mistis terasa begitu kental menyelimuti dan bulu kuduk merinding.