Senin, 8 September 2025

Juru Tikam Ikan Paus Diseret Pari

Dia menderita sesak nafas dan muntah darah setelah diseret ikan pari

Editor: Budi Prasetyo

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Felix Janggu

TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA--Mateus Daeng Ebang (42), juru tikam ikan paus (Lamafa) asal Desa Lamalera A , Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Selasa (15/5/2012) sekitar pukul 18.00 Wita, dilarikan ke RSUD Lewoleba.

Dia menderita sesak nafas dan muntah darah setelah diseret ikan pari yang ditikamnya, sekitar pukul 09.00 Wita. Ebang terseret hingga kedalaman dua meter dibawah permukaan laut.

Keberuntungan masih berpihak kepada Ebang. Sekitar lima menit tak berdaya dan sekarat di bawah laut, pari itu tiba-tiba mengapung dengan sendirinya. Kesempatan itu tidak disia-siakan teman-teman Ebang yang ada di perahu.

"Dia cerita ke saya tadi. Selama di bawah laut dia bersumpah jika dia memang salah, rela mati tetapi jangan dengan cara seperti itu. Tetapi kalau tidak bersalah, lepaskan aku," tutur  Yoseph Muriba, kakak Ebang,  di RSUD  Lewoleba Selasa (15/5/2012) malam.

Setelah diangkat dari laut, tambah Muriba, teman-temannya langsung mengangkat kakinya, sehingga keluar air dari mulut. Mulutnya berbusa, air bercampur darah keluar dari mulutnya.

Kepala Desa Lamalera A dan tiga puluhan teman-teman Ebang yang sesama satu pledang hari itu, bersama dengan keluarga nelayan, penuh di pelataran RSUD Lewoleba. Dia dirawat di ruang perawatan penyakit dalam.

Kepala Desa Lamalera A, Kornelis Lelaona juga menyampaikan kekesalannya karena ambulans di Puskesmas Wulandoni rusak.

"Kita pakai mobil box dari sana. Kita hubungi ambulans Wulandoni dijawab asnya patah. Kita sesalkan kenapa ambulans dibiarkan rusak begitu," kata Lelalona.

Disaksikan Pos Kupang, Ebang masih  terbaring lemah. Dijaga isterinya yang setia duduk di samping tempat tidurnya. Ebang belum bisa diajak bicara. Hanya kesedihan wajah isterinya menyambut pengunjung yang datang menjenguk suaminya. Sementara di luar ruangan, puluhan keluarga dan masyarakat Lamalera berjaga.

"Kami selalu bersolider satu sama lain," demikian salah satu pengunjung.
Perawat jaga di ruang penyakit dalam malam itu, menuturkan,  Ebang mengalami gangguan pernafasan. Sesak pada dadanya. Mungkin karena kemasukan air (aspirasi).

Sedangkan pada kaki yang terbelit tali, tidak mengalami kerusakan. Hanya tendonnya yang agak bengkak, tetapi tidak patah. "Kondisi pasien sudah membaik," ujar dua perawat jaga malam itu.
Terkait dengan itu, kakak Ebang mengungkapkan keyakinannya bahwa nyawa adiknya tertolong karena dia tidak bersalah.

"Adik saya tidak bersalah. Jika dia bersalah, kami sudah tidak melihat dia lagi malam ini," kata Muriba.*

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan