Gas Langka, Warga Mulai Gunakan Kayu Bakar
Dampak kelangkaan dan tingginya harga LPG 3 KG di Kabupaten Bandung, mengakibatkan puluhan
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Dampak kelangkaan dan tingginya harga LPG 3 KG di Kabupaten Bandung, mengakibatkan puluhan warga Kampung Babakan Cangkuang RW 6 Desa/Kecamatan Cangkuang, selama dua hari ini, mulai menggunakan kayu bakar untuk memasak.
"Sudah tiga hari ke belakang warung yang biasa menjual gas kehabisan stok.Kalau ada, pasti harga gas ukuran 3kg bisa mencapai Rp. 16.500/tabung," ujar Eutik (50), warga setempat yang ditemui di kediamannya, Jumat (25/5/2012).
Untuk memenuhi kebutuhan memasak, ia kemudian membeli kayu bakar yang dijual per ikat. Untuk satu ikat biasanya dijual Rp. 5.000. "Gimana lagi, terpaksa pakai kayu bakar. Biasanya satu ikat kayu bakar hanya bisa dipakai selama dua hari,"katanya.
Ia menuturkan, penggunaan kayu bakar semakin menyulitkan kehidupan sehari-harinya. "Kalau pakai gas masih bisa irit. Tapi kalau pakai kayu bakar seminggu saja bisa menghabiskan uang Rp. 35 ribu," ucapnya.
Iyar (60) masih warga setempat, mengatakan, kelangkaan gas membuat pengeluaran sehari-hari untuk memasak semakin besar.
"Pakai kayu bakar dalam seminggu perlu empat ikat. Lama-lama kalau gini terus pagar kayu di depan rumah bisa saya bongkar untuk memasak karena sudah kehabisan uang," ujarnya.
Karenanya, mereka berharap agar pemerintah segera menyediakan gas ukuran tiga kilogram untuk masyarakat menengah ke bawah. "Kalau pemerintah tidak sanggup lagi menyediakan gas, tolong kembalikan lagi harga minyak tanah," tegasnya.
Menurut dia, penggunaan minyak tanah lebih aman dibandingkan gas ukuran tiga kilogram. Selain itu, penggunaannya jauh lebih irit dibandingkan gas. "Sebenarnya, lebih aman pakai gas," ujarnya.
Baca juga: