Mobil Moko Mulai Unjuk Gigi
Syahrul mengungkapkan, selain mobil produksi Sulsel, ke depannya, juga harus bisa memproduksi motor hingga traktor.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Timur, Adin Syekhuddin
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Mobil produksi Sulawesi Selatan, Moko, berhasil diselesaikan. Untuk tahap pertama, jumlahnya mencapai 45 unit. Untuk memperkenalkannya kepada masyarakat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel menggelar city touring Moko perdana, berkeliling Kota Makassar.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, saat melepas touring perdana 45 unit Moko, di rumah jabatan gubernur, Jumat (25/5/2012) mengatakan, kehadiran Moko yang diproduksi Sulsel, menunjukkan Indonesia yang luar biasa dan kaya raya. Kita harus bersyukur menjadi orang Indonesia. Ada idealisme di dalam produksi moko ini.
"Ini yang mau kita tunjukkan. Jangan cuma mau yang instan karena akan bersifat sementara. Impor beras dan garam tidak boleh di Sulsel. Mobil pun kita bisa buat sendiri," terangnya.
Syahrul mengungkapkan, selain mobil produksi Sulsel, ke depannya, juga harus bisa memproduksi motor hingga traktor. Tetapi, harganya harus tetap lebih murah dan diperuntukkan kepada pelaku usaha kecil.
"Suatu saat akan kita buktikan kalau kita tidak kalah. Untuk Moko saja, kita lebih dulu dari mobil yang diproduksi Jokowi. Tapi moko harus untuk rakyat, harganya tidak boleh di atas Rp 40 juta. Bahkan, saya mau, Moko jadi mobil paling irit di dunia," ungkapnya.
Peraih penghargaan Bintang Maha Putera Utama dari Presiden RI itu menuturkan, touring moko di Kota Makassar, untuk memperkenalkan hasil karya dengan ketulusan, bukan politik.
"Tidak ada gunanya jadi gubernur kalau tidak ada apa-apa. Saya mau jawab pendekatan politik dengan kerja. Orang mau bicara apapun, yang pilih kita adalah hasil kerja kita," tegasnya.
Sementara, Kepala Disperindag Sulsel, Irman Yasin Limpo mengatakan, touring perdana di dalam kota merupakan pengenalan kepada masyarakat sekaligus ajang uji coba. Apalagi, pengadaan dan pemeliharaan moko telah dituntaskan tahun ini.
"Dari 45 unit dianggarkan tahun 2011 dan telah selesai," tuturnya.
Irman menjelaskan, dari anggaran Rp2,7 miliar, baru terealisasi 500 juta. Sehingga, masih ada anggaran sekira Rp 2,2 miliar. Pembuatan mobil moko juga melibatkan partisipasi sumber daya lokal dan tekhnisi lokal dalam rangka merancang bangun moko.
"Komponennya juga telah menggunakan komponen lokal," jelasnya.
Ia menambahkan, produksi awal moko masih ada beberapa ketidaksempurnaan. Tetapi, dengan maping produksi, generasi kedua akan jauh lebih baik dan comfort dari generasi pertama.
"Generasi kedua tentunya akan jauh lebih baik dan comfort dari generasi pertama," tambahnya.
Baca juga: