Minggu, 12 Oktober 2025

Gula Pasir di Garut Melambung

Harga eceran gula pasir di Kabupaten Garut dalam sebulan terakhir ini, terus merangkak naik.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Gula Pasir di Garut Melambung
(Tribunnews/Hendra Gunawan)
Gula pasir dalam kemasan

TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Harga eceran gula pasir di Kabupaten Garut dalam sebulan terakhir ini, terus merangkak naik. Kenaikannya bisa mencapai 40 persen dari harga sebelumnya.

Kenaikan harga itu terjadi untuk semua jenis gula pasir, baik lokal, impor maupun gula rafinasi. Untuk gula pasir impor, jika sebelumnya hanya Rp 9.000, saat ini harganya mencapai Rp 11.500 per kilogramnya.

Sedangkan untuk harga gula pasir lokal, harganya menembus angka Rp 12.500. Padahal sebelumnya, harganya hanya Rp 9.500 per kilogramnya. Sementara harga gula rafinasi menjadi Rp 12.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 9.000 per kilogramnya.

Salah seorang pedagang sembako di Pasar Ciawitali Garut, Yusuf (38), mengatakan kenaikan harga gula tersebut sudah terjadi sejak bulan lalu. Namun, kenaikan paling signifikan terjadi sejak dua pekan lalu.

Menurut dia, kenaikan harga gula sudah mencapai 40 persen dari harga sebelumnya. Penyebabnya, kata dia, saat ini pasokan gula pasir baik gula lokal, impor maupun gula rafinasi sangat terbatas. "Bahkan selain harganya terus naik, barangnya pun susah didapat. Stoknya sedikit sekali," kata Yusuf saat ditemui di Pasar Ciawitali, Garut, Senin (28/5/2012).

Hal serupa juga dikatakan Ida (46), pedagang sembako lainnya. Menurut dia, sudah satu bulan ini harga gula pasir mengalami kenaikan harga cukup signifikan.

Bahkan, kata dia, selama dua pekan terakhir ini harganya terus meroket karena minimnya stok gula pasir di pedagang maupun di para agen yang selama ini memasok gula ke sejumlah pasar tradisional. "Gulanya juga memang sangat susah didapat. Makanya harganya naik terus," jelas wanita berkerudung itu.

Menurut salah seorang agen gula pasir di Garut, Iwan Riana, kekurangan pasokan gula ini telah terjadi selama satu bulan terakhir ini. Bahkan menurut dia, pasokan ke Garut pun dikurangi dari biasanya.

Dikatakannya, setiap bulannya kebutuhan gula pasir di Kabupaten Garut mencapai 1.500 ton. Namun sejak dua pekan terakhir, hanya dapat terpenuhi sebanyak sepuluh persennya saja. "Kami sangat kesulitan untuk mendapatkan DO (delivery order, Red)," ujarnya.

Ia memprediksi, kelangkaan gula pasir ini lebih disebabkan meningkatnya permintaan gula dari pabrik makanan. "Biasanya produksi makanan menggenjot produksinya menjelang puasa dan lebaran. Jadi kemungkinan pabrik gula lebih mengutamakan kebutuhan pabrik makanan," tambahnya.

Dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pasokan gula pasir akan kembali normal setelah lebaran nanti. Dalam dua bulan ke depan, Iwan memprediksi pasokan gula untuk pasar tradisional masih akan terganggu karena minimnya pasokan.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut, Rachmat Slamet, mengaku pihaknya telah menerjunkan tim untuk menyelidiki kenaikan harga gula pasir di pasaran ini. Menurut Rachmat, hasil pemantauan lapangan itu akan menjadi bahan dalam mengambil kebijakan pemerintah daerah.

Dikatakannya, berdasarkan pemantauan  yang dilakukan timnya di lapangan, dalam satu pekan ini harga gula pasir mengalami kenaikan sekitar seribu rupiah setiap kilogramnya. Namun, kata dia, hingga kini, pihaknya belum mengetahui penyebab kenaikan harga tersebut.

Ketua DPD Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional (PESAT) Jabar, Usep Iskandar Widjaya, mengakui terjadinya kenaikan harga jual gula pasir.

"Dua pekan silam, harga jualnya sekitar Rp 9-10 ribu per kilogram. Pekan kemarin, harga jualnya naik menjadi sekitar Rp 11 ribu. Kini, kembali naik menjadi Rp 12-13 ribu per kilogram," kata Usep, saat dikonfirmasi Tribun, Senin (28/5/2012) malam.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved