Ancaman Mogok, Sriwijaya FC Ajak Tim ISL Gelar Pertemuan
Sriwijaya SFC mengusulkan kepada semua klub ISL untuk menggelar pertemuan.
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Hendra Kusuma
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Terkait rencana aksi mogok para pemain yang tergabung dalam APPI, manajemen Sriwijaya FC masih menanggapinya dengan positif. Namun nantinya hal itu dirasa merugikan banyak pihak, Sriwijaya SFC mengusulkan kepada semua klub ISL untuk menggelar pertemuan.
"Jika memang terjadi, maka akan dibahas secara serius oleh seluruh anggota ISL. Apalagi selama ini ada aturan kontrak yang mengikat," ujar Direktur Teknik dan SDM PT SOM, Hendri Zainudin, kepada Sripoku.com, Rabu (30/5/2012).
Menurut Hendri, selama ini antara pemain dan klub selalu ada kontrak yang mengikat, dan itu merupakan kesepakatan antara pemain dengan manajemen. Terkait dengan tunggakan gaji pemain, itu sudah dipenuhi manajemen.
Sementara itu di CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono mengharapkan para pemain dari klub yang berlaga di Indonesia Super League (ISL) tidak berlebihan merespon rencana mogok sejumlah pemain yang tergabung dalam Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI).
"Saya berharap agar pemain tidak berlebihan meresponnya. Saya anggap pemain dan klub adalah kelompok yang terpisah. Jadi perlu dibicarakan secara seksama mengenai masalah ini," ujar Joko saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (30/5/2012).
Presiden APP, Ponaryo Astaman sebelumnya mengungkapkan, langkah mogok bermain itu akan dilakukan jika sejumlah solusi untuk klub yang masih bermasalah, khususnya mengenai pemenuhan gaji dan izin pemain asing menemui jalan buntu. Dari catatan APPI, terdapat 13 klub dari IPL dan ISL yang hingga kini masih bermasalah mengenai pemenuhan hak pemainnya.
Adapun klub yang dituntut APPI untuk segera membayarkan gaji pemain, di antaranya Persija Jakarta (ISL), Deltras Sidoarjo, Sriwijaya FC, Persija (IPL), Persema, Pelita Jaya, Persibo Bojonegoro, PPSM Magelang, Bontang FC, Persiraja, Persela, Arema Indonesia (ISL), PSM Makasar, dan PSMS (ISL). 13 klub itu diultimatum untuk menyelesaikan berbagai persoalan dengan pemainnya hingga 7 Juni mendatang.
Joko kembali menegaskan, setiap klub pasti akan melindungi hak dari para pemainnya. Akan tetapi, sejumlah pemain juga harus menyadari kondisi klub saat ini belum signifikan dan belum kondusif seperti sebelumnya.
"Nanti hak-hak pemain pasti akan dipenuhi, tetapi tentunya sesuai dengan kemampuan klub. Jadi, tidak akan ada sekat nantinya antara pemain dan klubnya," tegas Joko.
Baca juga: