Bone Butuh Pemimpin yang Sedikit Gila
Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Bone, Andi Darwis Massalinri menilai jualan program sejumlah kandidat Bupati Bone sudah kadaluarsa
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Timur, Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM, WATAMPONE - Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Bone, Andi Darwis Massalinri menilai jualan program sejumlah kandidat Bupati Bone sudah kadaluarsa sebab program yang ditawarkan kandidat tersebut tidak visioner dan tidak menyentuh langsung terhadap kebutuhan masyarakat Bone saat ini.
"Kalau pelayanan KTP gratis itu memang kewajiban pemerintah karena menyangkut kebutuhan dasar, contoh lain pendidikan gratis menurut saya ini tidak perlu lagi dijadikan jualan politik, karena itu sudah program nasional," ungkap Andi Darwis saat mendaftarkan dirinya sebagai calon wakil Bupati Bone pada tim pilkada Partai Amanat Nasional Bone, Minggu (17/6/2012)
Menurutnya, program yang dijual adalah hal-hal baru dan menyangkut kepentingan masyarakat, seperti pendidikan gratis hingga tingkat sekolah lanjutan atas, dimana saat ini pemerintah hanya mampu memberikan pendidikan gratis sampai tingkat lanjutan pertama saja. Ia juga menambahkan, kandidat yang ada seharusnya mencoba menggagas program otonomisasi desa dengan memberikan anggaran peningkatan otonomi desa minimal Rp 100 juta. Selain anggaran yang sudah ada saat ini seperi Alokasi Dana Desa, sehingga masyarakat tingkat desa dapat berdaya.
"Kandidat yang muncul ke permukaan saat ini kelihatannya hanya berorientasi jadi penguasa, bukan pemimpin, andaikan mau jadi pemimpin harus berani membuat komitmen politik, jika ia terpilih dan dalam waktu 2 tahun tidak ada perubahan, maka bupati bersedia mengundurkan diri," tutur Darwis.
Darwis meminta kepada pengurus Partai Amanat Nasional Daerah melalui tim Pilkada agar kandidat yang akan ditetapkan diusung di PAN adalah yang berani menjadi pemimpin bukan penguasa, serta mengandalkan program yang visioner.
Sementara itu, Zakir Shabara H Wata yang ditemui usai mengambil formulir calon Wakil Bupati di PAN juga menjelaskan, kesiapannya untuk mendaftar di PAN melihat partai PAN yang terbuka baik untuk kader maupun non kader.
"Kalau Partai PAN membuka gerbang untuk semua golongan lain halnya dengan partai lain yang telah menentukan paket untuk calon yang diusungnya, sehingga PAN mengedapankan mekanisme untuk berlomba pada proses," jelas Zakir.
Menurutnya, Kabupaten Bone bukan lagi suku maupun Kabupaten saja melainkan sudah bisa digolongkan layaknya seperti bangsa yang dapat memproses semua kebutuhan masyarakatnya.
Mestinya Kabupaten Bone yang memiliki potensi untuk maju dijadikan kota hidup dengan melakukan format keramaian kota, sehingga masyarakat tidak perlu keluar kota untuk berbelanja hingga perputaran uang tetap berada di Kabupaten Bone.
"Bone membutuhkan pemimpin yang sedikit gila dengan cara yang luar biasa untuk kepentingan masyarakatnya," jelas Zakir.
Berita Lainnya: