Jumlah Badak Menurun Karena Stress dan Tak Mau Makan
Jumlah badak Jawa dan Sumatera, baik di Ujung Kulon ataupun di Sumatera cenderung stagnan.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Jumlah badak Jawa dan Sumatera, baik di Ujung Kulon ataupun di Sumatera cenderung stagnan. Di perkirakan badak di Ujung Kulon tinggal 50 ekor sementara di Sumatera tinggal 200 ekor.
"Jumlahnya stagnan karena badak-badak yang ada tergolong tidak mau makan karena stress karena makanan yang makin terbatas dan faktor lingkungan," papar Dr Efransjah, CEO WWF Indonesia saat penandatanganan kerjasam dengan Sinde Budi Sentosa di Jakarta, belum lama ini.
Kondisi ini diperparah dengan keengganannya untuk kawin. Kalaupun beranak hanya sekali dalam tiga tahun.
Satu satunya langkah yang bisa dilakukan untuk pengembangan badak agar jumlahnya tidak dan bertambah adalag dengan translokasi atau memindahkan badak ke tempat lain.
"Jadi dengan memindahkan satu dua pasang yang sehat, mau kawin dipindahkan ke tempat yang alamnya sejenis," papar Efransjah.
Memindahkan badak ini bukan pekerjaan yang mudah dan sangat luar biasa. Apalagi badak mempunyai berat antara 1000-2300 kilogram. "Menilik kasus yang pernah terjadi di Afrika dengan memindahkan dengan heli saat turun badaknya jadi gila saat di bawah," katanya.
Untuk merealisasikan translokasi tidak hanya melibatkan WWF maupun swasta maupun pemerintah daerah setempat.
Efransjah menyatakan, saat ini kawasan ujung kulon ataupun Sumatera daya dukungnya kurang baik. Apabila saat permukaan air naik atau anak krakatou marah maka lokasinya kena air," tuturnya.