Minggu, 7 September 2025

Berbuka dengan yang Manis Itu Merusak Kesehatan

Berbukalah dengan yang manis, sering disampaikan, bahkan ada yang memandangnya ini sunah Nabi. Namun banyak yang salah mengartikan.

zoom-inlihat foto Berbuka dengan yang Manis Itu Merusak Kesehatan
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Buah kurma yang dijual sangat beragam ada yang dari Mesir, Arab, bahkan sampai dari Amerika di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (20/7/2012). Buah impor berwarna kecokelatan itu sering diburu masyarakat untuk dijadikan santapan pertama saat berbuka puasa, sementara harga yang varian dari Rp. 30.000 hingga Rp. 300.000 tidak menjadi masalah bagi para penikmat buah kurma. (Tribun Jakarta/Jeprima)

TRIBUNNEWS.COM - Berbukalah dengan yang manis, sering disampaikan, bahkan ada yang memandangnya ini sunah Nabi. Namun banyak yang salah mengartikan. Akibatnya bukan sehat yang didapat.

Riwayat menyebutkan Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat. Jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air.

Pertanyaannya samakah kurma dengan `makanan yang manis-manis yang biasa disantap saat puasa? Pramono, ahli gizi dari Banjarmasin menegaskan ini tidak sama.

Kurma, adalah karbohidrat kompleks (complex carbohydrate). Sebaliknya, gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan berbuka puasa, adalah karbohidrat sederhana (simple carbohydrate).

"Pendapat umum buka harus makan dan minum yang manis seakan-akan adalah 'sunnah Nabi'. Sebenarnya tidak demikian. Bahkan sebenarnya berbuka puasa dengan makanan manis-manis yang penuh dengan gula (karbohidrat sederhana) justru merusak kesehatan," jelas Pramono.

Ketika berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Nah, jika kita makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak naik, langsung. Sangat tidak sehat.

Kurma, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana). Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga makan waktu. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma asli, naiknya pelan-pelan.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan