Senin, 8 September 2025

Dampak Kenaikan Kedelai Belum Dirasakan di Kulonprogo

Dampak kenaikan harga kedelai beberapa waktu terakhir ini belum dirasakan oleh pengusaha tahu di wilayah Kulonprogo.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Dampak Kenaikan Kedelai Belum Dirasakan di Kulonprogo
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Pekerja di tempat pembuatan tahu, membereskan alat-alat produksi, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (24/7/2012). Para produsen tahu yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha dan Pengrajin Tahu-tempe Indonesia (Hipertindo) akan melakukan aksi mogok produksi mulai tanggal 25 sampai 27 Juli 2012, sebagai respon dari melonjaknya harga kedelai impor selama 6 bulan berturut-turut, sejak Februari hingga Juli 2012. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM,KULONPROGO-- Dampak kenaikan harga kedelai beberapa waktu terakhir ini belum dirasakan oleh pengusaha tahu di wilayah Kulonprogo. Permintaan dari pasar yang meningkat tajam pada awal puasa bisa menutup pembengkakan biaya produksinya.

Salah satu pengusaha tahu di wilayah Kaliwiru, Desa Tuksono, Sentolo, Hariyani(34) mengaku kenaikan harga kedelai memang cukup memberatkan para pengusaha. Namun sampai saat ini belum terlalu dirasakan oleh dirinya.

Pasalnya, permintaan terhadap kedelai pada awal bulan puasa cukup tajam sehingga bisa digunakan untuk menutupi membengkaknya biaya produksi.

"Belum terasa dampaknya karena memang permintaan dari pasar meningkat," katanya saat ditemui di tempat usahanya, Selasa(24/7).

Ia menjelaskan dampak kenaikan harga kedelei dari Rp 6800 perkilogram menjadi Rp 8000 perkilogram sekarang ini disiasati dengan merubah ukuran tahu dan menaikkan harga ampas tahunya.

Biasanya, dalam sekali proses penggilingan dirinya menggunakan kedelai sebanyak 7 kilogram, namun kini dikurangi menjadi 6 kilogram. Sementara untuk harga ampas tahu dari sebelumnya hanya Rp 8000 perember dinaikkan menjadi Rp 10.000 perember.

"Untuk mensiasati kenaikan harga kedelai kita mengurangi ukuran tahu dan menaikkan harga ampas tahunya," ucapnya.

Dampak dari kenaikan harga kedelai bagi pengusaha tahu menurut Hariyani baru akan dirasakan pada pertengahan puasa ketika permintaan tahu mengalami penurunan.

Jika permintaan tahu sedikit maka beban kenaikan harga kedelai baru akan terasa karena tidak bisa ditutup dengan keuntungan dari penjualan.

Haryani mengaku kenaikan harga kedelai ini sudah terjadi sejak beberapa waktu yang lalu.

Namun kenaikan cukup banyak baru terjadi sekitar empat hari lalu. Kenaikan harga kedelai mencapai Rp 600 perkilogram sekaligus padahal sebelumnya kenaikannya hanya Rp 100 hingga Rp 200.

Selama harga kedelai mengalami kenaikan, lanjutnya, pemerintah belum melakukan tindakan. Para pengusaha tahu di wilayahnya hanya mensiasati kenaikan harga kedelai dengan merubah ukuran tahunya saja. "Pemerintah belum turun tangan sama sekali," ujarnya.

Dirinya berharap harga kedelai bisa kembali normal sehingga usaha pembuatan tahu miliknya bisa terus berjalan. Pasalnya, dari usahanya ini dirinya bisa memperkerjakan tiga orang karyawan.

Jika harga kedelai terus melabung dirinya khawatir usahanya akan bergejolak dan mengakibatkan karyawannya kehilangan pekerjaan.

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan