Harry Mukti Tak Menyesal Tinggalkan Dunia Keartisan
Harry Mukti sudah menjadi ustad. Dia pun tak menyesal telah meninggalkan dunia keartisannya.
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Suara lantang mantan rocker di era 80-an, Harry Mukti masih begitu kental saat dirinya memberikan tausyiah menjelang buka puasa kepada ratusan jamaah yang memadati Masjid Jogokaryan, Yogyakarta belum lama ini.
Pembawaannya yang enerjik pun masih menjadi ciri khasnya yang begitu melekat pada pria kelahiran Cimahi, 25 Maret 1957 tersebut. Bedanya, lengkingan suaranya itu kini total dimanfaatkan untuk menyiarkan agama Islam lewat label da'i yang ia sandang sejak pertengahan tahun 90-an, terutama setelah ia menyatakan diri keluar dari dunia keartisan saat namanya justru tengah berada di puncak popularitas.
"Saya tidak pernah menyesal meninggalkan dunia keartisan yang justru lebih banyak mudharatnya dan menyengsarakan," ujar suami dari Ummu Haura ini saat menjawab pertanyaan dari seorang jamaah.
Pada kesempatan itu, pelantun lagu berjudul 'Satu Kata' ini, memang tengah memenuhi undangan dari panitia Ramadan di Masjid Jogokaryan untuk mengisi tausyiah menjelang berbuka. Ia banyak menjelaskan tentang makna Ramadan dan bagaimana menjalaninya demi mengharap rindha-Nya. Dalil demi dalil dan ayat demi ayat pun ia lafalkan dengan fasih. Sembari sesekali mengajak jamaah untuk berinteraksi dengan pria yang memiliki nama asli Hariadi Wibowo ini. Tak lupa, ia pun berbagi pengalaman mengenai keputusannya meninggalkan dunia tarik suara setelah memeroleh hidayah untuk hidup di jalan Islam.
"Materi cukup, popularitas juga saya dapatkan dengan mudah, tapi semua itu tak pernah membuat saya bahagia. Melainkan selalu hidup dalam kedengkian, marah, iri dan tidak pernah bahagia," paparnya.
Kondisi itu ia rasakan terus - menerus hingga tahun 90-an. Ia berusaha mencari namun tidak pernah menemukan jawabannya. Kegelisahaan Harry Mukti bertambah setelah pada tahun 95-an, banyak penyanyi yang meninggal dunia. Pada momen itu, Ia mengaku sempat diliputi ketakutan dan selalu dibayang - bayangi kematian. Ia sempat berpikir bisa saja dirinya yang meninggal kemudian. Sementara di sisi lain, ia merasa belum memiliki apapun untuk menghadapinya. Hingga pada akhirnya pada tahun 1995, ia berkesempatan berdiskusi dengan seorang ustadz yang memberikan penjelasan yang masuk akal tentang kehidupan dan agama Islam.
"Pada saat itu, saya menyadari bahwa hidup itu pilihan. Jalan manapun yang akan dipilih, pasti akan melahirkan konsekuensi. Nah setelah saya berdialog dengan seorang ustadz, saya mulai berpikir, bahwa inilah yang saya cari selama ini,"paparnya.
Setelah melewati fase itulah, pemilik album Ada Kamu ini pun mantap untuk meninggalkan dunia tarik suara yang ia tekuni selama 12 tahun. Kini, Harry fokus untuk menyiarkan agama islam dan berbagi pengalaman. Baginya, jalan Islam merupakan jawaban yang ia pilih, kini dan seterusnya. Lantaran kini ia memeroleh kebahagiaan yang hakiki yang tidak pernah ia dapatkan selama menekuni dunia keartisan yang penuh dengan kehidupan yang glamor. (Mona Kreisdinar)