Banyak Titipan Siswa SMAN 2 Muara Bungo dari Pejabat
Terjadinya siswa bangun gedung sendiri di SMA Negeri 2 Muara Bungo diduga disebabkan banyaknya titipan pejabat
Editor:
Hendra Gunawan
MUARA BUNGO, TRIBUN - Terjadinya siswa bangun gedung sendiri di SMA Negeri 2 Muara Bungo diduga disebabkan banyaknya titipan pejabat agar siswa tersebut bisa terakomodir. Ini diketahui saat komisi III DPRD Bungo mengelar hearing dengan pihak terkait, Senin (6/8/2012).
Ketua komite, Anwar dalam hearing menjelaskan, rencana pembangunan gedung oleh siswa terjadi karena mereka mendapat desakan dari wali murid agar anak mereka bisa diakomodir di SMAN 2.
Selain desakan ujarnya, mereka juga susah untuk menolak karena yang meminta agar siswa itu bisa diakomodir pada umumnya para pejabat yang ada di Bungo.
"Tiap hari calon wali murid, selalu datang kepada kami maupun kepala sekolah, memaksa agar anak mereka sekolah di situ. Diperparah lagi dengan banyaknya surat sakti yang datang dari berbagai pihak. Itu yang membuat kami susah. Maka timbullah rencana pembangunan dua lokal itu. Itupun sesuai dengan rapat bersama wali murid dan komite, bukan sepihak. Sebenarnya ini dilema, diterima ya seperti ini hasilnya, tidak diterima juga tidak bisa," ujarnya.
Kepala SMAN 2 Muara Bungo Januar juga mengaku hal yang sama. Ia mengatakan, bahwa menerima murid dengan surat sakti atapun tidak menerima menjadi dilema tersendiri.
"Benar yang disampaikan pak Anwar. Ini menjadi dilema. Seperti makan buah simalakama," ujarnya.
Ia juga mengakui, selalu mendapat tekanan dari para pejebat yang meminta tolong agar siswa titipan mereka bisa terakomodir sekolah di sana.
"Telepon selalu datang dari pejabat, termasuk maaf dari anggota dewan," katanya kepada komisi III.
Amin, seorang wali murid yang hadir mengatakan, bahwa rencana komite merupakan rencana bersama. Dirinya merasa tidak keberatan dengan pungutan uang gedung tersebut.
"Saya malah bersyukur, komite punya ide seperti itu. Kita sama-sama tahu pendidikan itu tidak murah. Kita juga tahu mana sekolah yang kualitasnya baik dan tidak. Memang kami yang menghendaki anak kami sekolah di sana," ujarnya.
Hal senada juga diampaikan seorang kakak, yang adiknya sekolah di SMAN 2 Muara Bungo. Dirinya tak menampik bahwa uang sebesar itu nominalnya memang besar, namun untuk pendidikan adiknya, dirinya bersama orangtua tidak keberatan dengan pungutan itu. "Apalagi bayarnya bisa nyicil," ujarnya.
Dari hasil kesepakatan kemarin, rencana pembangunan gedung diputuskan untuk ditunda beberapa waktu. Komisi III sepakat untuk menunggu perjuangan anggota DPRD Bungo dalam memperjuangkan pembangunan gedung itu dengan dana APBD Perubahan, bukan dari wali murid.
Ketua Komisi III, Surip Haryanto mengatakan, pembangunan akan ditunda sampai pembahasan APBD Perubahan selesai. Apabila di APBD Perubahan pembangunan itu tidak diakomodir, maka rencana komite akan berjalan sesuai rencana awal.
"Komite akan menunggu sampai akhir Agustus. Kalau dalam APBD Perubahan tidak bisa mereka akan melakukan pembangunan. Tentu kita berharap dan mendorong bisa diperjuangkan di DPRD," ujarnya.