Senin, 8 September 2025

PT DI Sukses Merakit KT-1B

PT Dirgantara Indonesia (DI) berhasil menyelesaikan pesanan Korea Selatan

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto PT DI Sukses Merakit KT-1B
Bellator
Pesawat jenis KT-1B rakitan PT DI

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia (DI) berhasil menyelesaikan pesanan Korea Selatan (Korsel) untuk merakit pesawat latih KT-1B. Menurut Manager Bisnis Integrasi Direktorat Aircraft PT DI, Simet Kadan, proses pengerjaan pesawat latih militer bermesin turboprop tersebut berlangsung empat bulan, yaitu sejak April lalu.

 "Setelah semuanya terselesaikan, kami menyerahkannya kepada Korea," kata Simet seusai acara Indonesia-Japan Join Airbone Campaign Pisar-L2 di PT DI Bandung, Rabu (8/8/2012).

Dalam pelaksanaan pemesanan KT-1B itu, PT DI berposisi sebagai subkontraktor karena perjanjian proyek pembuatan pesawat bermesin baling-baling tersebut antara TNI Angkatan Udara (AU) dan pemerintah Korsel.

Menurut Simet, setelah sukses merakit tiga unit KT-1B tersebut, pihaknya segera merakit dua pesawat KT-1B lagi. "Berdasarkan perjanjian, Korsel memesan pembuatan perakitan lima unit KT-1B. Pada 1998, kerja sama seperti ini pernah berlangsung. Jadi, mereka (Korsel) memercayai kami. Karenanya, kami tetap menjaga kepercayaan mereka (Korsel)," ujarnya.

Pada 2003, Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1, kepada TNI AU. Korsel mengirimkan tujuh unit pesawat KT-1B ditambah komponennya ke Indonesia. Selain itu, berdasarkan kontrak lump sum senilai 60 juta dolar AS, negeri ginseng tersebut menyediakan pelatihan bagi pilot dan mekanik Indonesia.

Kemarin pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Jepang dalam mengembangkan sensor satelit Pi-SAR-L2. "Ini salah satu sistem pengindera jarak jauh. Pertuntukannya bagi forest carbon monitoring, ship detection, disaster monitoring, geometric evaluation, dan crop monitoring," kata Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, di PT DI.

Kehadiran satelit ini, kata Hatta, dapat memberikan informasi bagi kedua belah pihak dalam hal isu-isu global. Misalnya yang berkaitan dengan iklim, ketahanan pangan, dan bencana alam.

Di tempat yang sama, Deputi Bidang Teknologi dan Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT, Ridwan Djamaludin, mengatakan, Pi-SAR-L2, yang merupakan obseravasi kebumian yang sangat terperinci, beberapa kali menjalani misi.

Yang terbaru, kata Ridwan, mengawasi lahan gambut dan hutan di Kalimantan. Misi lainnya, kata dia, pengawasan kapal di kawasan Maluku, dan pemantauan kondisi Gunung Gamalama.

Menurut Ridwan, Pi-SAR-L2 mampu membuat citra satelit lebih akurat, menghitung volume, dan biomassa tanaman dalam bentuk tiga dimensi. Bahkan, Pi-SAR-L2 pun dapat secara langsung memproses data saat masih berada dalam pesawat. (Tribun Jabar/Erwin)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan