Ajaib, Keluarga Agus Selamat Diterjang Puting Beliung
Fadli, bayi empat bulan dan orangtuanya, Agus Riadi (39) serta Samini (30) selamat dari reruntuhan rumah yang roboh akibat ditimpa pohon kemiri
TRIBUNNEWS.COM, SIANTAR - Fadli, bayi empat bulan dan orangtuanya, Agus Riadi (39) serta Samini (30) selamat dari reruntuhan rumah yang roboh akibat ditimpa pohon kemiri, Selasa (14/8/2012) malam.
Fadli tidak histeris meski suasana gelap gulita akibat listrik padam, serta diguyur hujan. Sikap Fadli ini membantu sang ayah mencoba mencari jalan keluar dari reruntuhan rumah mereka yang hancur di Jl Nurul Huda, Gang Damai, Kelurahan Bahsorma, Siantar Sitalasari.
"Anak saya tidak histeris atau nangis sedikitpun, tenang saja, meski hujan membasahi wajah Fadli. Kami sempat khawatir, apa karena tertimpa atau kenapa-kenapa," ujar Agus saat ditemui Rabu (15/8/2012) sore.
Agus punya tiga anak. Dua lagi sedang berada di rumah neneknya, tidak jauh dari rumah Agus.
Rumah Agus adalah satu dari 17 rumah yang rusak diterjang puting beliung, di Kelurahan Bahsorma sekitar pukul 19.00 WIB.
Ketika itu hujan turun dibarengi putusnya aliran listrik. Fadli dan ibunya tidur lebih awal dari ayahnya Agus karena bayinya baru saja pulih dari sakit.
"Saya mendengar ada seperti hujan batu di atap rumah, tapi saya tidak yakin. Langsung saja masuk kamar dan mendekati anak saya," ujar Agus.
Ternyata, suara yang yang menghantam atap rumah dari seng itu adalah buah kemiri yang seakan ditumpahkan dari langit. Tak lama, pohon kemiri berukuran besar di tepi jurang di belakang rumah Agus tumbang dan menimpa rumahnya sampai remuk tepat di bagian tempat tidur di mana istri dan anaknya tidur.
Tetangga Agus yang rumahnya turut menjadi korban tertimpa pohon kemiri, Kateni, mengatakan, Agus dan keluarganya sangat ajaib bisa selamat. "Dialah yang selamat dari kematian itu," ujar Kateni.
Selain rumah Agus, enam rumah lain rusak akibat puting beliung di Gg Damai. Sementara 10 rumah lainnya di Jl Inpres sekitar 300 meter dari rumah Agus juga mengalami kerusakan.
Saat pohon tumbang tersebut, tetangga Agus, Tugiman sedang menghitung uang celengan untuk biaya berobat anaknya yang sudah beberapa hari di rumah sakit akibat penyakit tifus.
"Nangis Pak Tugiman tadi malam, karena gelap. Dan tak tahu harus bagaimana lagi. Saat aku dobrak dinding rumahnya, baru dia sadar masih ada yang lain di dalam rumah," ujar Agus.
Saat itu, Agus harus mendobrak dinding triplek pembatas rumahnya dengan rumah Tugiman. Sebab, pintu keluar dari rumah Agus telah terhalang pohon tumbang.
Ia juga mengatakan, beruntung aliran listrik padam. Karena bisa saja mengakibatkan korsleting karena suasana hujan. Lilin yang dihidupkan untuk menerangi rumah mungil itu, padam saat pohon tumbang.
Ia berterima kasih pada Pemko Siantar, karena Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah langsung turun dan memberikan penanganan awal.
Di Jl Inpres, rumah Heni, anggota Satuan Polisi Pamong Pradja Kota Pematangsiantar merupakan yang paling parah kerusakanya. Atap rumahnya terangkut hingga sekitar 70 meter. Melewati beberapa rumah di sebelahnya.
"Langsung diangkat, kami baru siap buka puasa. Terangkat dan berputar-putar ke sana," ujarnya sambil menunjuk arah terlemparnya atap rumahnya. Bahkan seluruh tiang atap diangkut.