Bukan Benih Yang Rusak Tetapi Petani Terlambat Tanam
Petugas Pengawas Benih Kabupaten Nagekeo, NTT, Marianus Wegu membantah bantuan benih
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Pos Kupang, Adiana Ahmad
TRIBUNNEWS.COM, MBAY -- Petugas Pengawas Benih Kabupaten Nagekeo, NTT, Marianus Wegu membantah bantuan benih jagung yang diberikan kepada para petani telah rusak.
Saat dikonfirmasi tentang temuan benih rusak tersebut, menjelaskan, kerusakan benih jagung komposit yang ada pada petani di Pintu Boawae dan Pintu Dhawe bukan karena kualitas benih yang rendah, tapi karena petani terlambat tanam.
"Benih tersebut sudah lolos uji dan seharusnya untuk musim tanam bulan Juni. Tetapi petani baru mulai tanam bulan Agustus. Benih jagung yang diberikan petani tersebut merupakan benih label ungu yang didatangkan dari Atambua, Kabupaten Belu," kata Marianus.
Dikatakannya, benih yang ada pada petani di Pintu Boawae dan Pintu Dhawe diadakan langsung oleh kelompok tani di daerah itu dengan anggaran dari APBN tahun 2012.
"Kita hanya membantu memfasilitasi untuk mencari informasi karena stok benih sumber jagung di NTT sangat sulit. Kebetulan di Kabupaten Belu ada stok, kita informasikan ke petani," katanya.
Ia mengatakan, benih yang ada rencananya untuk ditanam di lahan seluas 20 hektar di Pintu Boawae dan enam hektar di Pintu Dhawe. Namun di Pintu Boawae petani hanya menyiapkan 14 hektar dari 20 hektar yang direncanakan.
Marianus mengatakan, pihaknya akan menyortir kembali benih yang rusak dan membangun kembali komunikasi dengan produsen stok benih sumber di Belu apakah benih yang rusak itu bisa diganti atau tidak.