Kamis, 28 Agustus 2025

Ledakan Petasan Tewaskan Pasutri dan Keponakan

Hingga berita ini ditulis, upaya pencarian potongan tubuh korban masih sedang berlangsung dan belum bisa diperkirakan

zoom-inlihat foto Ledakan Petasan Tewaskan Pasutri dan Keponakan
KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO
Inilah rumah Kamandanu yang rusak akibat ledakan petasan di Demak, Minggu (30/10/2011) malam. Empat orang tewas akibat ledakan itu, sedangkan tiga orang luka-luka.

TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Diduga karena terkena ledakan petasan, sepasang suami istri dan satu keponakannya di Dusun Alas Gede, Desa Ngingit RT 20/RW 06, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Selasa (2/8/2012) malam tewas dalam kondisi tubuhnya hancur berantakan. Selain menyebabkan ketiganya tewas, ledakan tersebut juga menyebabkan rumah yang mereka diami, rata dengan tanah.

Tiga warga yang tewas masing-masing ialah pasangan suami istri Ponari (50) dan Mistiani (40), serta satu keponakannya, Sodikin (15). Selain tiga orang itu, rumah sebenarnya juga dihuni oleh ibu mertua, satu anak perempuan dan satu cucu Ponari. Mereka masing-masing Senimah (65), Putri (17) dan Aji Winanto (2,5).

Mereka selamat karena saat kejadian, Putri sedang pergi meninggalkan rumah,  Aji Winanto sedang dibawa ke rumah Ibu Ponari. Sedangkan Senimah, saat kejadian sedang berada di depan rumah. Karena berada di luar, perempuan tersebut hanya mengalami luka di sekitar mata kanan karena terkena pecahan kaca. Kendati demikian, oleh warga setempat Senimah langsung dibawa ke IGD RSU Dr Saiful Anwar, Kota Malang.

Keterangan yang dihimpun dari warga setempat, rumah Ponari meledak sekitar pukul 19.00 WIB dan menciptakan suara keras yang terdengar sampai radius sekitar 3 km. Bahkan saking kerasnya suara ledakan, beberapa kaca jendela rumah warga sampai pecah terkena getaran.

“Kami kaget sekali mas, kaca-kaca rumah sampai pecah,” kata salah satu warga di lokasi kejadian.

Warga menduga, ledakan itu terjadi saat Ponari sedang meracik bahan-bahan untuk membuat petasan di dalam rumah. Dugaan itu muncul karena selama ini Ponari diketahui kerap membuat petasan setiap kali bulan Ramadhan. Hal ini dikuatkan oleh Basiri (43), salah satu warga yang ternyata juga masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Ponari. Menurutnya, pada Ramadhan tahun lalu, Ponari yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dusun setempat, diketahui pernah membuat petasan. “Tapi waktu itu mercon (petasan) kecil, Cuma buat senang-senang saja. Saya nggak tahu kalau ternyata dia sekarang buat mercon lagi. Mungkin sekarang ini ukurannya lebih besar,” papar Basiri.

Kapolres Malang, AKBP Rinto Djatmono, setelah mendapat informasi tersebut dari Polsek Tumpang, langsung turun ke lokasi kejadian untuk memimpin olah TKP. Dalam kegiatan tersebut, tim Olah TKP mengalami sedikit kesulitan karena tubuh ketiga korban sudah hancur. Bahkan, daging mereka (maaf) juga diketahui telah berserakan ke berbagai titik di sekitar rumah.

“Untuk sementara diketahui korban tiga orang meninggal dunia. Saat ini kami masih berusaha melakukan pencarian untuk mengumpulkan semua potongan tubuh mereka. Setelah nanti berhasil dikumpulkan, itu akan kami identifikasi lebih lanjut. Mengenai penyebabnya, itu masih kami selidiki. Tapi dugaan sementara itu terjadi karena petasan,” urai Rinto.

Hingga berita ini ditulis, upaya pencarian potongan tubuh korban masih sedang berlangsung dan belum bisa diperkirakan kapan akan benar-benar berakhir. Dijelaskan Rinto lebih lanjut, sebagai upaya penyelidikan selanjutnya, Rabu (15/8) pagi rencananya dukungan kekuatan dari tim Gegana Brimob dan Mabes Polri juga akan diturunkan ke lokasi untuk membantu upaya penyelidikan dan pengamanan.

Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan