Minggu, 24 Agustus 2025

Ekuador didukung sekutunya dalam perselisihan dengan Inggris

Ekuador mendapat dukungan sekutunya dalam menghadapi sengketa diplomatik dengan Inggris terkait masalah pendiri Wikileaks Julian Assange.

Ekuador menerima banyak dukungan dari para sekutunya terkait sengketa diplomatik dengan Inggris sejak pendiri Wikileaks Julian Assange berlindung di kedutaan besar Ekuador di London.

Perselisihan diplomatik semakin runcing setelah Ekuador memberikan suaka politik untuk Julian Assange. Inggris membalas dengan tak menjanjikan keselamatan saat Assange akan meninggalkan negeri itu.

Namun, Ekuador kemudian meminta dukungan negara-negara yang tergabung dalam Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika (ALBA) pimpinan Venezuela.

Negara-negara anggota organisasi ini kemudian mengirimkan para menteri luar negerinya ke ibukota Quito untuk menyatakan dukungan diplomatik penuh untuk negara itu.

"Kami memperingatkan pemerintah Inggris yang akan menghadapi konsekuensi buruk jika merusak integritas teritorial Keduaan Besar Republik Ekuador di London," demikian isi pernyataan resmi ALBA yang dibacakan Menteri Luar Negeri Ekuador Nicolas Maduro.

Organisasi regional yang juga terdiri atas Bolivia, Kuba, Nikaragua dan sejumlah negara kecil Karibia itu mendukung kedaulatan Ekuador dalam memberikan suaka politik untuk Assange.

ALBA juga meminta dunia internasional mengutuk niat Inggris untuk menggunakan kekuatan demi menangkap Julian Assange.

Keinginan ini menangkap Assange secara paksa ini langsung disambut pernyataan keras dari Presiden Ekuador Rafael Correa.

"Selama saya menjadi presiden, Ekuador tak akan pernah menerima ancaman yang sangat vulgar, tak terbayangkan dan tak dapat ditoleransi seperti ini," ujar Correa.

"Kami tak akan menyerahkan kedaulatan kami. Kami menghormati semua orang dan kami selalu mengedepankan dialog, namun keputusan akhir tetap di tangan kami," tambah dia.

Beri pernyataan

Sementara itu, Julian Assange dikabarkan siap memberi pernyatan publik untuk pertama kalinya sejak dirinya mendapatkan suaka politik dari Ekuador.

Situs Wikileaks menulis sang pendiri akan memberikan pernyataan di luar Kedutaan Besar Ekuador yang selama ini menjadi tempatnya berlindung.

Tetapi sejauh ini belum diketahui bagaimana pernyataan itu akan diberikan. Apalagi pemerintah Inggris mengancam akan menangkap Assange begitu meninggalkan kedutaan besar.

Julian Assange, 41, pendiri situs wikileaks yang banyak membuat pemerintah di berbagai negara geram karena situs itu kerap membocorkan kawat-kawat diplomatik.

Assange masuk ke kedutaan besar Ekuador sekitar dua bulan lalu setelah Mahkamah Agung Inggris menolak permohonannya untuk membuka kembali permohonannya melawan ekstradisi ke Swedia.

Di negeri Skandinavia itu, Assange dituduk melakukan pemerkosaan. Namun, Assange khawatir Swedia akan menyerahkannya ke Amerika Serikat jika dia diekstradisi.

Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan