Sabtu, 16 Agustus 2025

Dewi Perssik: Vulgar Itu Tergantung Cara Pandangnya

Dewi Perssik mengklaim, selalu selektif menerima tawaran film. Meskipun, main dalam film bergenre horor yang mempertontonkan sensualiatas atau vulgar.

Penulis: Willem Jonata
zoom-inlihat foto Dewi Perssik: Vulgar Itu Tergantung Cara Pandangnya
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Pemain film sexy yang juga penyanyi dangdut, Dewi Murya Agung atau yang akrab disapa Dewi Perssik saat menghadiri acara Festival Film untuk Perdamaian di Blitzmegaplex Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (30/8/2012) malam. (Tribun Jakarta/Jeprima)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM-JAKARTA - Dewi Perssik mengklaim, selama ini selalu selektif dalam menerima tawaran film. Meskipun, main dalam film bergenre horor yang mempertontonkan sensualiatas atau vulgar, ia tetap melihat visi dan misi yang berpatokan pada unsur seni.

"Dari dulu aku selektif. Vulgar itu kan bergantung visi, misi, dan kacamata kita untuk memandang seni," ucapnya, saat ditemui semalam, usai acara International Festival For Peace, Inspiration and Equality di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta.

Selama ini, bekas istri Saipul Jamil itu, telah bermain dalam sejumlah film layar lebar bergenre horor. Di antaranya, "Pacar Hantu Perawan, Paku Kuntilanak", dan "Arwah Kuntilanak Duyung", "Arwah Goyang Jupe-Depe" dan "Mr Bean Kesurupan Depe".

Dua filmnya mengundang kontroversial. Misalnya, "Arwah Goyang Jupe-Depe" yang mendapat kecaman dari pihak tertentu sehingga terpaksa mengganti judul aslinya. Bahkan, dalam proses pembuatan filmnya, wanita yang akrab disapa Depe itu, harus menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur karena perseteruannya dengan lawan mainnya, Julia Perez atau Jupe.

"Mr Bean Kesurupan Depe" juga tidak kalah heboh. Film itu dinilai telah melakukan kebohongan publik karena Mr Bean dalam film itu bukan dibintangi oleh Rowan Atkinson.

Tetapi, Depe berkilah bahwa setiap proses kreatifnya dalam seni peran itu, dilakukan secara terencana. Masalah berupa kritik terhadap film dan aktingnya merupakan bagian dari proses pembelajaran. Karena itu, sampai sekarang ia tak pernah puas atas pencapaiannya.

"Saya belum puas karena masih mau belajar, setiap film ada karakter baru saya ingin lagi-lagi belajar. Selama ini saya otodidak, kalau saya enggak bagus, saya akan menerima," tandasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan