Mukhsin Sempat Berpesan KTPnya Dibakar Jika Terjadi Sesuatu

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muslim Sanni Assidiqie (49), ayah Mukhsin Sanni Permadi (19), terduga pelaku teror di Solo, Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa sebelum Muchsin diketahui tewas tertembak personel Densus 88 di Solo, dia sempat pulang ke rumahnya di daerah Condet, Jakarta Timur.

Dan, setelah Mukhsin pergi dari rumah, Muslim menemukan Kartu Tanda Penduduk (KTP) anaknya tersebut ada pada kakak Muchsin bernama Sidiq.

"KTP sama kartu ATM miliknya (Mukhsin) ditinggal di rumah. Dan, abangnya Sidiq saya tanya, kenapa KTP Mukhsin ada di dompet kamu?" kata Muslim kepada wartawan saat ditemui di rumahnya di jalan raya Condet, Jalan Haji Latif RT 3/RW 3 No 26 , Jakarta Timur, Senin (3/9/2012).

Mulism pun baru menyadari ada yang aneh ketika sang anak menitipkan KTP kepada kakaknya. Muslim lalu mengirim pesan singkat kepada Mukhsin untuk memberi tahu KTP miliknya ditinggal di rumah.

"Dia (Mukhsin) bilang kalau ada apa-apa sama dia, KTP itu dibakar aja," kata Muslim menirukan ucapan anaknya.

Muslim sempat syok ketika mengetahui anaknya meninggal karena diduga terlibat dalam jaringan teroris, di Solo.

Menurutnya, anak yang dulu pernah sekolah di SDN 11 Batu Ampar dan SMPN 126 Condet ini merupakan anak yang berprestasi dengan nilai akademik yang cukup memuaskan.

"Saya tidak menyangka, dia anaknya yang cerdas begini, tapi diduga teroris," ujarnya.

Sebelumnya, Mukhsin bersama rekannya Farhan ditembak anggota Densus 88 Antiteror di Solo pada Jumat (31/8/2012) lalu. Jasad keduanya kini berada di RS Polri Kramat Jati menunggu hasil otopsi.