KH Hasyim Muzadi Kumpulkan Puluhan Kiai Ajak Urun Rembug
Menurut Hasyim, untuk membawa bangsa Indonesia maju, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat.
Penulis:
Bahri Kurniawan
Editor:
Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi mengharapkan warga pesantren dapat mengerti dan memahami persoalan ketatanegaraan Indonesia.
Hal ini dikatakan disela-sela acara urun renbug dan diskusi bertema "Orientasi Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara" di Ponpes Al-Hikam, Kukusan, Depok, Jumat (7/9/2012).
Dalam kegiatan ini, hadir 70 kiai dan ulama se Indonesia. Berkumpul dan berdialog mengenai permasalahan kebangsaan. Kondisi bangsa saat ini Hasyim mengingatkan, banyak terjadi transformasi yang membuat masyarakat menjadi bingung.
"Jangan sampai pesantren tidak mengetahui perubahan-perubahan mendasar seputar reformasi dan amandemen, kenapa negara begini. Jadi, orang akan tahu kenapa zaman jadi begini," katanya kepada wartawan.
Menurut Hasyim, untuk membawa bangsa Indonesia maju, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat. Permasalahan kepemimpinan ini, imbuhnya, tidak hanya menyangkut presiden, tetapi semua perangkat negara. Termasuk didalamnya peran lembaga-lembaga legislatif dan yudikatif.
Dan yang terjadi, kecenderungan pascareformasi, justru berdampak lebih banyak terjadinya konflik.
"Diharapkan urun rembug ini memberi gambaran positif dan negatif sistem yang ada saat ini. Tokoh-tokoh yang berkumpul ini, bisa mengerti, karena sebagian besar belum paham terhadap tata negara sekarang kok jadi seperti ini. Banyak gangguan keamanan, terjadi bentrok dimana - mana. Apa itu memang lahir dari suatu yang tidak rapi, atau sistem itu sudah rapi tapi yang menjalankannya saja tak bisa," tandasnya
Sementara itu Panitia pelaksana kegiatan urun rembug tersebut, Mabroer mengatakan tokoh masyarakat yang hadir sebagian besar berasal dari NU dan disegani di daerahnya masing-masing.
"Kami sengaja undang ulama se Indonesia. Harapannya setelah ada pencerahan, bisa jadi agen perubahan. Karena 15 tahun kedepan NKRI unpredictable, banyak distrust, disobedience, karena itu NU merasa terpanggil," tandasnya.