Calon Presiden 2014
Ryaas Dukung Mahfud MD Jadi Calon Presiden 2014
Ryaas juga menyebut Mahfud sebagai sosok yang cenderung memiliki rekam jejak yang relatif bersih.
Penulis:
Bahri Kurniawan
Editor:
Rachmat Hidayat

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Anggota Wantimpres Ryass Rasyid memuji Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai calon presiden 2014 yang punya kelebihan dibanding calon lain.
"Dia ada pada posisi yang tepat. Saat ini sistem hukum di Indonesia sedang bermasalah, kita butuh pemimpin yang mengetahui seluk beluk permasalahan hukum. Mahfus memiliki kemampuan itu," tutur Ryaas dalam acara diskusi Orientasi Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Pondok Pesantren Al-Hikam, Kelurahan Kukusan, Depok, Jumat (07/09/12).
Ryaas juga melihat Mahfud sebagai sosok yang mampu berpikir secara cerdas, jernih, dan dia telah terbukti mampu berpikir dan bertindak sebagai seorang pemimpin.
"Beliau berpengalaman di pemerintahan. Pernah jadi Menteri, anggota DPR, saat ini Ketua MK," Ryaas menegaskan.
Ryaas juga menyebut Mahfud sebagai sosok yang cenderung memiliki rekam jejak yang relatif bersih.
"Pak Mahfud ini juga masih muda, punya pemikiran yang segar, dan dia cenderung tidak punya musuh, dia masuk dalam kotak apapun," tandasnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Mahfud yang juga hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, belum mau berkomentar terkait mencuatnya namanya dalam bursa pencalonan presiden 2014 mendatang.
Mahfud mengatakan posisinya sebagai hakim tidak memungkinkannya memberikan jawaban terkait wacana pencalonannya tersebut. Tetapi ia tidak bisa melarang jika memang masyarakat mencalonkan dirinya. "Saya tentu tidak bisa melarang orang untuk mendukung saya," tandas Mahfud.
Sebelumnya, Ryaas Rashid mengatakan saat ini kecenderungannya yang diinginkan masyarakat adalah calon presiden alternatif, yang bisa memberikan pilihan baru bagi masyarakat.
Menurut Ryaas, kebutuhan calon presiden alternatif itu bisa dilihat dari kecenderungan masyarakat yang pragmatis dalam melihat perkembangan terkait isu calon presiden yang didominasi wajah-wajah lama.
"Dari hasil penelitian, ada lebih dari 50 persen responden belum memutuskan pilihan, ini yang kemudian memunculkan wacana dibutuhkan calon alternatif," terang Ryaas.