Ini Bukan Sembarangan Bakwan! Isinya Tawon
Lazimnya, bakwan berisi sayuran. Namun makanan unik bikinan warga lereng Merbabu ini berisi tawon-tawon berukuran besar.
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Lazimnya, bakwan berisi rajangan wortel, seledri, dan sayuran lainnya. Namun, ada satu makanan unik bikinan warga lereng Merbabu. Bukan sembarang bakwan, cemilan ini berisi tawon-tawon berukuran besar.
Tak perlu kaget jika menemukan seekor tawon terselip dalam suguhan bakwan jika suatu saat berkunjung ke rumah warga dusun Gejayan, desa Banyusidi, kecamatan Pakis. Itu bukan hasil kecerobohan pembuatnya, melainkan memang itulah suguhan yang sengaja dihidangkan warga setempat.
Namanya bakwan tawon. Sekilas, tampilannya tidak jauh beda dengan bakwan pada umumnya. Hanya saja, isi bakwan ini diganti dengan tawon.
Namanya mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, bagi warga sekitar lereng gunung Merbabu itu, bakwan tawon sudah jadi bagian dari kehidupan mereka. Menurut pengakuan warga, bakwan tawon sudah menjadi makanan tuurun temurun sejak dahulu. Makanan ringan ini kerap dihidangkan pada momen-momen tertentu, seperti lebaran, hajatan, atau sekadar kumpul keluarga. Bakwan tawon dihidangkan bersama sederet makanan tradisional seperti peyek, rengginang, dan lainnya.
Menurut penuturan warga, Rahayu (34), cara pembuatannya tak berbeda dengan bakwan biasa. Cukup menyampurkan tawon ke dalam adonan tepung beserta bumbu lalu digoreng dalam minyak panas. Ia mengaku tidak geli ataupun takut tersengat saat menggoreng karena sudah terbiasa. Konon katanya, bakwan tawon berkhasiat mengobati rematik serta pegal-pegal.
"Katanya sih begitu, percaya ngga percaya deh. Ini sudah turun temurun," tutur Rahayu yang juga menghidangkan menu kudapan tersebut saat Tribun Jogja bertandang ke rumahnya, belum lama ini.
Uniknya, lebah yang digunakan bukan tawon madu yang berukuran mini. Tapi justru jenis tawon gong yang ukurannya kira-kira sebesar satu ruas jari. Tawon jenis ini kerap dijumpai di daerah perhutanan serta dikenal memiliki entup atau sengatan yang cukup kuat. Cara mendapatkannya bisa dibilang cukup sulit. Sarangnya biasanya menggantung di pohon dan tersebar acak di dalam hutan.
Menurut Febri (15), bocah yang sering mencari tawon, proses berburu tawon harus dilakukan pada tengah tengah malam. Hal ini karena biasanya tawon-tawon tersebut tidak banyak beraktivitas sehingga mengurangi risiko tersengat.
Langkah pertama yang dilakukannya adalah membuat kobaran api kecil dari pelepah daun kelapa kering. Lalu didekatkan ke sarang tawon sehingga asapnya masuk ke lubang-lubang sarang. Setelah dirasa tawon sudah mati karena asap dan aman dari serangan, sarang tawon langsung dimasukan ke karung. "Biasanya di sarang tawon itu terdapat tawon yang langsung keluar. Namun, masih banyak juga tawon yang masih terdapat di dalam sarang," ujar Febri.
Saat masih dalam karung, sarang tawon di siram dengan air panas. Hal itu guna memastikan tawon sudah mati semua. "Setelah mati lalu tawon dicuci sebelum dicampur bersama adonan," ucapnya. (singgih wahyu nugraha)