5 Pasang Calon Berebut Kursi Bupati Minahasa
Lima pasangan tokoh ternama bakal bertarung memperebutkan kursi bupati dan wakil bupati Minahasa.
Editor:
Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribun Manado
TRIBUNNEWS.COM, TONDANO - Lima pasangan tokoh ternama bakal bertarung memperebutkan kursi bupati dan wakil bupati Minahasa.
Mereka adalah jagoan PDIP, Jantje W Sajouw-Ivan Sarundajang dan Arianne F Nangoy-Jefry Mentu yang maju melalui jalur independen.
Kemudian pasangan Careig N Runtu-Denie J Tombeng yang diusung koalisi Partai Golkar-Partai Demokrat, duet Hangky A Gerungan-Recky J Montong dari koalisi Partai Gerindra, PDS, PPRN dan Barnas serta pasangan Emma Johanna Kaseger- Ferdinand Mewengkang yang diusung tiga parpol pemilik kursi dan 16 parpol nonparlemen.
Mereka sudah menyiapkan berbagai program dan agenda membangun Minahasa jika memenangi Pemilukada Minahasa 2012. Seperti duet HAG-RJM yang menyatakan siap memajukan Minahasa.
HAG yang dikenal sebagai pengusaha, Senin (10/9) mengaku tahu benar dengan kebutuhan para pengusaha, satu di antaranya tenaga kerja andal.
Tak dipungkiri banyak tenaga andal justru didatangkan dari luar Sulawesi Utara, padahal menurutnya kesempatan tersebut bisa didapatkan di Minahasa. Dengan syarat, sumber daya manusia yang ada perlu ditingkatkan kemampuannya.
HAG mengaku prihatin dengan masyarakat Minahasa yang masih banyak berada di garis kemiskinan. Untuk itu ia memiliki konsep visi misi ke depan bagaimana meningkatkan kesejahteraan dengan pembangunan baik dari sisi ketenagakerjaan, pendidikan, pertanian, perkebunan, atau bidang lain.
Calon lain, Arianne F Nangoy mengaku pada dasarnya ingin mengabdi melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. "Minahasa butuh pemimpin yang mau melakukan perubahan dan bukan sekadar jadi pemimpin. Oleh karena itu, saya terpanggil untuk melakukan perubahan itu di Minahasa, dengan pendekatan ekonomi kerakyatan," ungkapnya.
Secara gamblang AFN mengungkap sejumlah permasalahan yang patut mendapat perhatian dari seorang pemimpin, misalnya infrastruktur jalan yang minim dan banyak rusak adalah satu diantara faktor penghambat percepatan pembangunan di Minahasa, sehingga harus dibenahi.
"Jalan merupakan penunjang mobilitas dan gerak ekonomi, maka dari itu harus dibenahi terus, bila perlu ditingkatkan kualitasnya, termasuk lebar jalan," ujarnya.
Permasalahan lain yang dia lihat di Minahasa, terutama Tondano adalah masalah kekerasan dan intimidasi oleh preman. Kondisi tersebut disadari ikut menghambat pembangunan, karena dengan kondisi demikian, para investor jadi enggan menginvestasikan dananya di Tondano.
Sementara itu pendamping Emma Johanna Kaseger yakni Ferdinand Mewengkang mengatakan, jika dipercaya rakyat Minahasa, berkomitmen mengembalikan kejayaan Minahasa yang sempat hilang dalam beberapa dekade terakhir ini.
Masalah yang memicu penurunan itu, kata mewengkang adalah pada sektor manajemen pemerintahan yang kadang tak sinergis dengan aspek-aspek lainnya. Padahal untuk memajukan suatu daerah, pemerintah memiliki peran penting dalam menggerakkan semua yang ada, agar bersinergi dalam mewujudkan cita-cita bersama.
"Intervensi pemerintah dalam ekonomi juga sangat dibutuhkan, terutama kendali harga, agar petani tidak merugi dan bisa meningkatkan produktivitasnya," tegas Mewengkang.