Ledakan di Depok
Jangan Atasi Terorisme dengan Sporadis
Mengatasi masalah terorisme yang aksinya kini muncul kembali, tak bisa disikapi dengan kebijakan yang sporadis, parsial, dan sesaat.
Penulis:
Hasanudin Aco
Editor:
Gusti Sawabi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengatasi masalah terorisme yang aksinya kini muncul kembali, tak bisa disikapi dengan kebijakan yang sporadis, parsial, dan sesaat. Demikian dikemukakan Wakil Ketua MPR RI Lukman Hakim Saefuddin ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (11/9/2012).
"Negara harus menerapkan konsepsi penanggulangannya yang utuh menyeluruh, terencana-terstruktur, dan dilakukan massal, dengan mengintegrasikannya ke dalam program-program pembangunan kita," kata Lukman.
Menurut dia, aksi-aksi teror yang muncul belakangan ini tak bisa hanya ditimpakan karena alasan agama semata. "Benar bahwa adanya pemahaman ajaran agama tertentu bisa menjadi faktor yang memotivasi lahirnya aksi-aksi kekerasan, tapi itu bukan satu-satunya faktor penyebab. Karenanya kebijakan sertifikasi bagi pemuka agama, misalnya, merupakan kebijakan yang salah sasaran karena terlalu menyederhanakan masalah," katanya.
Dikatakan tindakan intoleran, anti-keragaman, menolak dialog, dan memaksakan kehendak dengan kekerasan, sebagaimana yang dilakukan para teroris itu, disebabkan karena faktor-faktor yang kompleks yang saling terkait.
"Pendidikan terbatas, ekonomi buruk, ketimpangan sosial, kekecewaan politik, pudarnya nilai-nilai budaya, dan banyak lainnya yang menjadikan mereka frustasi, sehingga terjebak ambil jalan pintas untuk menyelesaikannya dengan kekerasan," kata dia.
Belum lagi, lanjut Lukman, sistem data kependudukan kita yang amat lemah, sehingga negara ini dinilai menjadi tempat persemaian teroris. Ketiadaan Single Identity Number (nomor induk kependudukan) hingga saat ini, misalnya, juga menjadi faktor yang sebabkan banyak aktivitas penduduk yang tak terdeteksi dengan baik oleh aparat keamanan kita.
"Jadi, perlu kebijakan komprehensif yang implementasi dan evaluasinya harus dikawal terus menerus oleh Presiden," kata dia. (Aco)