Perputaran Bisnis Kerudung Cicalengka Rp 100 M/ Hari
Asosiasi perajin dan pedagang kerudung Cicalengka meminta pemerintah khususnya Kabupaten
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Asosiasi perajin dan pedagang kerudung Cicalengka meminta pemerintah khususnya Kabupaten Bandung memfasilitasi aktivitas perajin dan pedagang dengan mendirikan pusat penjualan kerudung. Pasalnya, para perajin kerudung ini merasa kesulitan dalam memasarkan produknya akibat tak mempunyai sebuah tempat berjualan yang permanen.
"Kami masih berjualan di luar daerah Bandung. Dan kami belum bisa berjualan dengan waktu yang tidak efektif di luar daerah," kata Penasihat Asosiasi Perajin dan Pedagang Kerudung Cicalengka, Ayi Sulaeman, ketika ditemui wartawan di Kampung Ciseureuh, Desa Margaasih, Kabupaten Bandung, Rabu (12/9/2012).
Ayi menyebut, mayoritas pedagang yang berjualan di Tanah Abang, Jakarta, dan Tegalgubug, Cirebon hanya bisa berjualan pada hari tertentu. "Hanya dua kali dalam seminggu. Kalau di Tanah Abang Senin dan Kamis. Sedangkan Selasa dan Jumat berjualan di Cirebon," katanya.
Selain itu, kata Ayi, kerudung buatan Cicalengka membutuhkan hak paten. Sebab kerudung asli buatan masyarakat asli Ciseureuh, Desa Margaasih, cukup tersohor. Karena itu, pemerintah harus bisa membantu agar kejadian pengakuan batik milik seperti oleh Malaysia tidak terjadi lagi. "Produksi asal Cicalengka ini diterima Malaysia dan Maroko," katanya.
Perputaran uang dalam bisnis kerudung, kata Ayi, bisa mencapai angka yang tinggi baik dari industri kecil hingga besar. Menurutnya, industri kecil saja bisa menjual 50 kodi yang setiap kodinya dijual Rp 300 ribu. Sedangkan untuk indsutri besar mampu menjual 100-500 kodi.
"Kalau dikalkulasikan mulai dari industri kecil hingga industri besar perputaran uang bisa mencapai angka Rp 100 miliar tiap harinya," katanya.
Tak hanya potensi dalam bisnis saja, kata Ayi, usaha kerudung di Cicalengka bisa memperkerjakan lima pekerja untuk setiap perajinnya. Dikatakannya, jumlah perajin yang tergabung dalam asosiasi sebanyak 1.500 perajin.
"Jika jumlah perajin ada 1.500 maka sudah merekrut 7500. Sangat membantu perekonomian Cicalengka terutama dalam rangka memberantas pengangguran," kata Ayi.
Itu sebabnya, kata Ayi, asosiasi adanya solusi untuk mendukung usaha bisnis kerudung. Sementara itu, Bupati Kabupaten Bandung, Dadang M Naser, mengatakan, akan mengkaji ulang tentang pembuatan sentra kerudung di Kabupaten Bandung. Menurut Dadang, untuk membuat pasar membutuhkan lokasi yang cukup strategis. Karena itu Dadang akan menilai beberapa tempat yang dinilai bisa mendukung bisnis kerudung asal Cicalengka ini.
"Ada di pasar cileunyi. Itu strategis dan itu pasar sehat. Kami juga mengembangkan Pasar Baru Soreang. Pasar Cicalengka yang terbakar di Cicalengka juga berpotensi karena dalam pengembangan. Dan lokasi di Parakanmuncang juga cukup baik karena pintu keluar masuk dari arah timur," ujar Dadang seusai berdialog dengan pedagang kerudung, di Kampung Ciseureuh, Desa Margaasih, Kabupaten Bandung, kemarin.
Namun, kata Dadang, di manapun pasarnya harus bisa mengakomidir pedagang asal Kabupaten Bandung khususnya dari Cicalengka.