Bom di Tambora
Intai Seminggu, Densus 88 Masuk Rumah Jody Lewat Atap
Kepolisian mengintai rumah di Perum Mutiara Gading Rievera Blok E2 nomor 33 RT 06/09, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, yang diduga tempat
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kepolisian mengintai rumah di Perum Mutiara Gading Rievera Blok E2 nomor 33 RT 06/09, Tambun, Bekasi, Jawa Barat, yang diduga tempat persembunyian bahan peledak kelompok Muhammad Thorik, Agus Abdillah alias Jody (33) sejak sepekan.
Setelah memastikan rumah tersebut adalah sasarannya, puluhan anggota Densus 88 Polri melakukan penggerebekan pada Senin (18/9/2012) petang.
Tak ingin orang-orang yang menghuni rumah itu melarikan diri, anggota Densus 88 menutup seluruh akses jalan keluar. Bahkan, seorang anggota Densus di antaranya masuk melalui atap rumah.
"Saya ikut menyaksikan saat Densus datang. Jumlah Densusnya banyak, pakai topeng sama senjata. Ada yang datang dari jalan depan, jalan di samping. Saya ikut masuk ke rumah Bu Waenah, tahu-tahu saya lihat sudah ada Densus yang masuk dari plafon rumah," ujar Ketua RT setempat, Basroni (49), ditemui kediamannya yang berjarak lima rumah dari TKP.
Menurut Basroni, rumah yang digerebek itu milik Waenah (54). Perempuan asal Tegal itu memiliki empat anak laki-kali kelahiran Jakarta, yakni Ahmad Saekun (35), Agus Abdillah (33), Muhammad Amaluddin (28), dan Muhammad Amirudin (27). Dan mereka baru dua tahun menempati rumah tersebut.
Dari rumah itu, Densus 88 menyita sejumlah barang yang diduga material bahan peledak dan mengamankan Amirudin.
Basroni menceritakan, dua orang yang mengaku dari kepolisian sempat menemuinya di rumah. Dua orang itu mengaku polisi itu meminta izin untuk mengintai orang yang diduga terlibat kasus pencurian motor dan narkoba di wilayahnya selama sepekan.
"Saya enggak curiga, polisi yang mengakunya intel itu bilang cari orang yang namanya Bagus dari Sumatera Utara," ujar Basroni.
Tiga hari kemudian, lanjut Basroni, datang lagi seorang polisi yang ia perkirakan anggota Densus menanyakan dan mencocokkan data dari Agus Abdillah alias Jody.
"Saya juga binggung, tuh anggota Densus pakai pakaian biasa sudah bawa data keluarganya Agus, lalau dicocokkan sama data yang saya punya, ternyata hasilnya cocok. Dia juga izin memantau," paparnya.
Senin (17/9/2012) pukul 16.00 WIB, Basroni yang mengaku tengah bekerja sebagai teknisi listrik, tiba-tiba telepon genggamnya berdering. Dari ujung telepon mengaku sebagai polisi dan menanyakan jadwal dirinya pulang ke rumah.
"Pas saya lewat di dekat gerbang komplek, orang yang di dalam mobil silver mengacungkan jempol. Mungkin dia polisi, bilang bagus saya datang tepat waktu," imbuhnya.
Setiba di rumah pukul 17.00 WIB, Basron kembali didatangi seorang polisi dan menanyakan rumah Agus Abdillah. Tak lama kemudian datang sejumlah mobil dan puluhan anggota anggota Densus.
Selanjutnya, para polisi antiteror bertopeng dan bersenjata api laras panjang itu langsung melakukan penggerebekkan di rumah Waenah itu tak lama setelah adzan Maghrib. "Dua mobil parkir di ujung gang dari malam Sabtu sudah ada," kata pria asal Purworejo itu.
Linda (30), tetangga yang rumahnya berhadapan dengan rumah Jody, mengaku sempat mendengar suara tembakan senjata api saat Densus 88 mendatangi rumah tersebut.