Manado Tak Diserang Karena Tempat Transit
Mantan anggota Jamaah Islamiyah, Muhammad Nasir Abbas mengungkapkan saat remaja ia bertemu dengan Abu Bakar Baasyir
Laporan Wartawan Tribun Manado, David Manewus
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Mantan anggota Jamaah Islamiyah, Muhammad Nasir Abbas mengungkapkan saat remaja ia bertemu dengan Abu Bakar Baasyir di Malaysia.
Ia menemukan informasi bahwa Baasyir dan kawan-kawannya melarikan diri dari Indonesia. Mereka ketakutan di bawah rezim Soeharto. Ia kemudian belajar banyak dari Baasyir.
"Umur 18 tahun saya dikirim ke Afganistan. Di sana saya belajar berbagai pengetahuan dan mengetahui seluk beluk perlengkapan militer," ujar Muhammad Nasir Abbas dalam acara Sosialisasi Pencegahan Terorisme Untuk Guru, Kepala Sekolah dan masyarakat di Hotel Peninsula, Selasa (26/9/2012).
Abbas mengaku merupakan angkatan kelima di tahun 1985. Menurutnya, yang belajar di Afganistan itu sampai angkatan kesepuluh.
"Tahun 1994 saya membantu gerombolan MILF di Filipina. Saya melatih mereka berperang," kata Abbas.
Di tahun 1998, Abbas kemudian menjadi salah satu pemimpin Jamaah Islamiyah (JI). Ia memegang daerah Malaysia Barat, Filipina dan Sulawesi pada tahun 2001.
"Sebelumnya saya pertama survey lapangan melalui Sambuaga, kemudian ke Sanger dan Mindanao. Banyak anggota kami yang lewat Manado tapi tidak membuat operasi di sini karena sebagai tempat transit. Kalau dibuat kacau, maka penjagaan akan menjadi lebih ketat," tutur Abbas.
Baca Juga: