Jumat, 22 Agustus 2025

Kakak Kandung Menlu Marty Jalan Kaki Jakarta–Surabaya

Berry Natalegawa (51) arsitek asal Jakarta memiliki cara unik untuk mengampanyekan rasa keberanian dan kepedulian pada sesama

zoom-inlihat foto Kakak Kandung Menlu Marty Jalan Kaki Jakarta–Surabaya
surya/cornelius vryan
Berry Natalegawa (dua dari kiri) bersama keluarganya saat singgah di DPRD Kabupaten Kediri, Selasa (2/10/2012). Kakak kandung Menlu Marty Natalegawa ini berjalan kaki dari Jakarta-Surabaya

Laporan Wartawan Surya, Cornelius

TRIBUNNNEWS.COM,  KEDIRI -- Berry Natalegawa (51) arsitek asal Jakarta memiliki cara unik untuk mengampanyekan rasa keberanian dan kepedulian pada sesama. Pria yang merupakan kakak kandung Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa itu berjalan kaki dari Jakarta ke Surabaya demi mengetuk hati masyarakat Indonesia untuk mau bangkit dan bersama– sama membantu sesama yang membutuhkan.

Kampanye kemanusiaan dengan jalan kaki ini merupakan kali ketiga yang dilakoni pria kelahiran 5 September 1961 itu. Sebelumnya, Bery pernah berjalan kaki untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan bagi korban gempa bumi di Mentawai. Ia juga pernah berjalan mengelilingi Jakarta sejauh 100 kilometer untuk mengumpulkan bantuan bagi anak – anak jalanan dan yatim piatu.

Pada perjalanan kali ini, ia akan menempuh jarak lebih dari 600 kilometer dalam waktu 21 hari. Selama itu, Berry banyak menemukan fakta sosial yang perlu segera ditangani pemerintah, seperti banyaknya sekolah darurat dan anak – anak serta perempuan telantar.

“Saya akan melalui sejumlah kota seperti Nganjuk, Kediri dan Blitar sebelum menuju Surabaya. Tujuannya sama demi kemanusiaan,” ujarnya kepada Surya (grup Tribunnews.com) saat singgah di gedung DPRD Kabupaten Kediri, Selasa (2/10/2012) sore.

Berry berkisah, kampanye kemanusiaan dengan cara jalan kaki kali pertama di lakoninya saat masih tinggal di Inggris sekitar tahun 2009. Waktu itu, ia berjalan kaki dari London menuju Skotlandia yang jaraknya hampir sama dengan Jakarta – Surabaya. Cara unik kampanye kemanusiaan dengan jalan kaki tersebut merupakan hasil perenungannya terhadap kondisi sosial.

Berawal dari tahun 2006. Ketika sedang mengemudikan mobil, Bery melihat sosok anak jalanan dengan kondisi sangat mengenaskan. Selain kulitnya begitu gelap, tubuh anak tersebut juga kurus kering. Waktu itu Bery begitu terpaku tapi tidak bisa berbuat banyak karena harus terus mengemudikan mobilnya dan tidak dapat berhenti di tengah jalan.

“Dari situ saya berpikir bagaimana membantu sesama yang membutuhkan dan mengetuk hati orang yang lebih beruntung agar ikut memberikan bantuan,” tandas suami Zulinda Tando.

Jalan kaki dipilihnya sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama. Jalan kaki dianggapnya sebagai cerminan perjuangan hidup yang dipenuhi suka duka. Tidak heran bila ia menyebut kampanye yang dilakoninya itu sebagai Life’s Walk. Lewat jalan kaki itu pula, ia dapat dengan mudah berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat yang ditemui sepanjang perjalanan.

“Jalan kaki biasa itu mudah. Tapi bagaimana kita mampu berjalan kaki untuk menunjukkan tekad,semangat dan keberanian, itu yang sulit,” katanya.

Namun kampanye jalan kaki yang dijalani Berry tidak selalu mulus. Bapak tiga anak itu juga mengalami sejumlah halangan dalam perjalanan. Halangan yang seringkali dialami berupa masalah fisik, seperti kelelahan dan gangguan pada kaki. Beruntung, Berry mendapat suntikan besar dari orang terdekatnya.

Tidak tanggung – tanggung, Komariah Natalegawa (82) ibundanya terus mendampingi putra ketiganya itu dalam kampanye kemanusiaan. Dukungan dari keluarganya, seperti keikutsertaan kakak dan seorang putrinya juga memberi andil besar hingga Berry mampu terus menjalankan tekadnya itu.

Sumber: Surya
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan