Kamis, 25 September 2025

Pipa Minyak Pertamina Meledak

Pangdam II Sriwijaya Geram Pencurian Minyak Marak

Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal Nugroho Widyotomo dibuat geregetan dengan kejadian itu.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Pangdam II Sriwijaya  Geram Pencurian Minyak Marak
DOK
Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal Nugroho Widyotomo

TRIBUNNEWS.COM  BAYUNG LINCIR - Sebanyak lima orang tewas dan 17 mengalami luka bakar akibat ledakan pipa minyak mentah milik PT Elnusa, anak perusahaan PT Pertamina di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Kilometer 219, Sumatera Selatan, Rabu (3/10) pukul 05.30 WIB.

Lidah api yang membakar minyak menyambar hingga 30 meter, menerjang puluhan orang warga yang berada di lokasi.

Pangdam II Sriwijaya Mayor Jenderal Nugroho Widyotomo dibuat geregetan dengan kejadian itu. Pangdam menunjukkan rasa kesalnya karena permainan minyak secara illegal terus dibiarkan bertahun-tahun.

Rasa dongkolnya ia tunjukkan saat mengunjungi kebakaran di lokasi pencurian minyak,kemarin sore.

"Ini masih kecil. Ada yang lebih besar. Kamu mau lihat? Ayo kita ke sana," ujar jenderal bintang dua ini kepada Tribun Jambi, kemarin.

Pangdam, diikuti Kapolres Musi Banyuasin (Muba) Toto Wibowo, Wabup Muba Beni Hernedi, dan Camat Bayung Lincir Demon Hardian beranjak dari Dusun Sri Maju, meluncur ke arah Palembang. Sekitar 3 km dari lokasi kebakaran, berbelok masuk ke sebuah jalan yang lebih kecil.

Kurang 1 km dari jalan lintas Jambi - Palembang, mobil Pangdam berhenti di depan sebuah kebun karet. Dari pinggir jalan langsung terlihat puluhan drum di dalam kebun karet, di sebelah kiri jalan.

"Ini yang saya maksud tadi. Pengolahan minyak yang seperti dibiarkan saja," ujar Pangdam menunjuk dengan tongkat komando di tangan kanannya.

Di Desa Bayat Ilir, masih di Kecamatan Bayung Lincir, nama lokasi pengolahan minyak mentah tersebut, tak ubahnya pabrik kecil. Ditempatkan di alam terbuka. Setidaknya ada 55 drum di dalam kebun karet tersebut. Juga terdapat 4 tedmond (tandon air) berbagai ukuran di dekat pondok pekerja.

Ketika beberapa drum diketok dengan sebilah kayu, terdengar suara berisi penuh. Namun tidak demikian dengan tedmond yang diletakkan lebih jauh ke belakang, di dalam empat tedmond itu tak terlihat adanya minyak.

Selain drum dan tedmond, juga terlihat kepulan asap yang terus menerus keluar dari tanah. Asap keluar dari sebuah cerobong yang mencuat sekitar 10 cm dari permukaan tanah.
Di atasnya, ditutup dengan atap yang terbuat dari seng, setinggi kurang lebih 1 meter. Sebuah drum juga ditaruh berjarak sekitar 1 meter dari cerobong asap ini, juga ditutup dengan atap seng. Limbah dari proses pemasakan minyak ini juga terlihat menetes dari pipa yang diatur sedemikian rupa.

Itulah mesin pengolah minyak mentah yang ditemukan di lokasi tersebut. Di tengah kebun karet ini saja, ada lima pasang mesin yang terlihat terus bekerja. Tentu saja lengkap dengan beberapa orang pekerja yang juga berada di lokasi.

Seorang pria berusia sekitar 50 tahunan yang berada di lokasi ditanyai oleh Kapolres Toto Wibowo. Kepada Kapolres, pria ini mengaku tidak tahu siapa pemilik pabrik minyak tersebut. Ia datang ke tempat ini berniat untuk membeli minyak.

"Benar pak. Aku dak tau siapo yang punyo. Aku nak beli minyak bae ke sini," ujar pria yang terlihat ketakutan.

Pangdam mengatakan, di lokasi yang tidak berjauhan, ada lebih dari 50 pabrik yang sama. Lokasi pabrik minyak tersebut juga berada di ruas jalan yang sama, bahkan di desa yang sama, yakni Bayat Ilir.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan