Polri: Akhlak Penentu Seseorang Bertindak Koruptif
Kesejahtraan bukan menjadi faktor utama terjadinya korupsi di tubuh penegak hukum, tetapi penentu utama adalah akhlak
Penulis:
Adi Suhendi
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kesejahtraan bukan menjadi faktor utama terjadi korupsi di tubuh penegak hukum, tetapi penentu utama adalah akhlak dari diri seseorang.
Demikianlah yang diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar dalam diskusi yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Auditorium Adhiyana Wisma Antara dengan tema 'KPK vs POLRI; Mimpi Pemberantasan Korupsi', Sabtu (13/10/2012).
"Faktor kesejahteraan penegak hukum memang pengaruhi anggota (Polri) yang melakukan tindakan korupsi, namun itu semua didasari dari ahlak (Anggota Polri),"kata Boy.
Terang jendral polisi bintang satu ini, seorang anggota Polri yang terlibat kasus korupsi tidak bisa dijadikan gambaran bahwa prilaku koruptif ada dalam diri setiap anggota kepolisan.
"Masih banyak anggota Polisi yang amanah dan bekerja sesuai akhlak sehingga dapat terhindar dari prilaku koruptif," ucap Boy.
Belum lama ini, Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komjen Pol Nanan Sukarna dalam Seminar Nasional Komisi Kejaksaan di Hotel Atlet Century, Jakarta Selatan, Kamis (11/10/2012). mengungkapkan bahwa penghasilan yang kecil merupakan penyebab tindakan korupsi masih merajalela.
"Sehari-hari gaji kami tidak cukup. Kapan naiknya? Karena ini menjadi salah satu sumber kenapa kita sulit memberantas korupsi," kata Nanan.
Jelas Nanan saat itu, gaji kecil tentu akan mendorong seseorang mencari penghasilan di luar gaji melalui usaha lain diluar pekerjaannya. Tetapi bila seseorang memiliki pikiran negatif, maka untuk menutupi kekurangannya seseoran akan melakukan praktik korupsi.