Sabtu, 6 September 2025

Si Cantik Sinden Sapi Sonok

Menjadi sinden sapi sonok harus modal keberanian, apalagi jika pemilik sapi sonok memberikan keleluasaan untuk menari bersama orang lain

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Si Cantik Sinden Sapi Sonok
kompas.com
Sinden sapi sonok sedang beraksi

TRIBUNNEWS.COM - Menjadi penari atau sinden dalam setiap kontes Sapi Sonok di Madura, merupakan kebanggaan tersendiri bagi perempuan-perempuan Madura. Sebab, tidak semua perempuan bisa menari di depan umum sambil didampingi pria-pria pemilik dan penggemar sapi betina.

Menjadi sinden sapi sonok harus memiliki modal keberanian, apalagi jika pemilik sapi sonok memberikan keleluasaan bagi sinden untuk menari bersama orang lain selain si pemilik sapi. Di samping modal keberanian, modal lainnya berupa kecantikan paras wajah tentu akan menambah keberhasilan seorang sinden.

Dengan kecantikan itu, para lelaki semakin tertarik untuk ikut menari dan bisa memberikan saweran uang dalam jumlah banyak. Nora (24) misalnya. Salah satu sinden asal Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep mengatakan, di setiap kontes sapi sonok pendapatannya mencapai lebih dari Rp 2 juta.

Pendapatan itu diperoleh dari hasil saweran pemilik sapi sonok dan pengiring sinden di belakang sapi sonok. "Sawerannya mulai dari Rp. 5.000 sampai Rp 100.000 per orang," kata Nora kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Pendapatan masing-masing sinden tidak sama sesuai dengan kebijakan pemilik sapi sonok. Para pemilik sapi sonok memiliki kebijakan beda-beda. "Ada yang memperbolehkan menari di rombongan sapi sonok orang lain dan ada yang melarangnya," tambah Nora.

Diungkapkan gadis lajang ini, jika pemilik sapi sonok memperbolehkan menari di rombongan sapi sonok lain, maka pendapatannya bisa dua kali lipat. Lain dengan Nora, seorang wanita berusia 18 tahun yang tak mau disebutkan anamnya mengaku enggan menari di rombongan sapi sonok orang lain. Sebab anggapan orang akan negatif.

"Biasanya kalau menari di rombongan sapi sonok lain, ada pria-pria usil yang bisa mengganggu dengan iming-iming uang saweran besar," terang wanita cantik itu.

Tingkah usil itu seperti memegang anggota tubuh, meraba hingga mencium pipi dan sebagainya. Ditegaskannya, meskipun tanpa menari di rombongan sapi sonok orang lain, para pemilik sapi sonok sudah mengerti sendiri untuk memberikan imbalan yang besar.

"Saya sendiri meskipun tidak menari di rombongan lain bisa dapat Rp 2 juta," ungkapnya.

Zainuddin, salah satu pemilik sapi sonok yang sudah senior mengatakan, sinden dalam setiap kontes sapi sonok tidak harus ada. Namun belakangan ini, rasanya kurang lengkap jika tidak ada penari sindennya. "Awalnya hanya sekadar penghibur dan pelengkap saja. Namun beberapa tahun belakang ini, banyak pemilik sapi sonok yang mendatangkan sinden-sinden yang kurang sesuai dengan karakter dalam tarian kontes sapi sonok," terang Zainuddin. 

Kontes sapi sonok merupakan kontes sepasang sapi betina yang diadu "kecantikannya". Sapi-sapi tersebut diberi aksesoris berupa pernak pernik keemasan di leher dan kepalanya. Sapi-sapi itu dilepas sambil berjalan lenggak-lenggok di lintasan yang diberi garis. Sapi harus berjalan tanpa keluar dari lintasan tersebut. Di belakang sepasang sapi, ada satu pengendali tali sapi dan beberapa orang lainnya sambil menari-nari bersama sinden.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan